Contoh Soal

Pembahasan:

Ganja atau mariyuana berasal dari tanaman bernama Cannabis sativa. Tanaman satu ini memiliki 100 bahan kimia berbeda yang disebut dengan cannabinoid. Masing-masing bahannya memiliki efek berbeda pada tubuh. Dalam bidang medis, zat delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidol (CBD) merupakan bahan kimia utama yang kerap digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan mengobati penyakit tertentu. Namun zat ini juga menyebabkan kecanduan sehingga penggunaan ganja secara bebas di Indonesia sudah dilarang. Penggunaan jangka panjang biasanya menyebabkan gerak jantung menjadi cepat, gangguan keseimbangan, koordinasi tubuh, kehilangan konsentrasi, ketakutan, mengantuk, bingung, dan dapat mengganggu sistem reproduksi wanita maupun pria.

Jadi jika disalahgunakan apalagi dalam waktu yang panjang, maka akan menyebabkan gangguan keseimbangan.

Pembahasan:

Kelenjar paratiroid atau dikenal juga dengan nama kelenjar anak gondok terletak pada permukaan belakang tiroid dan terdiri dari empat organ berukuran sebesar biji apel. Kelenjar ini menghasilkan hormon parathormon (PTH) yang berfungsi mengendalikan kadar kalsium dalam darah.

Kelebihan sekresi PTH (hiperparatiroidisme) mengakibatkan kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga menyebabkan kelainan pada tulang, seperti rapuh, abnormal, dan mudah patah. Kelebihan kalsium dalam darah mengakibatkan terjadi pengendapan dalam ginjal sehingga dapat memicu batu ginjal.

Sebaliknya, kekurangan sekresi PTH (hipoparatiroidisme) dapat mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan mengakibatkan kejang-kejang otot.

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah mengakibatkan kejang-kejang otot.

Pembahasan:

Putaw merupakan ampas heroin yang digunakan dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh. Zat ini masuk ke otak dengan cepat dan terikat pada reseptor opioid di sel di sejumlah area, seperti di tempat merasakan sakit dan rasa senang, mengontrol detak jantung, pernapasan, dan tidur. Efek bagi penggunanya adalah rasa senang yang menggelora, mulut kering, mual dan muntah, serta rasa sadar-tidak sadar berulang kali. Selain itu, penggunaan putaw dengan metode jarum suntik secara bergantian dapat menjadi salah satu media penularan virus HIV yang berpindah dari satu pemakai ke pemakai lainnya.

Jadi jenis penyalahgunaan NAPZA yang penggunanya lebih berisiko terkena HIV karena penggunaan jarum suntik yang bergantian adalah putaw.

*Sabu-sabu (amfetamin) dan ganja biasanya dihisap.

*Ekstasi biasanya ditelan.

Pembahasan:

Serat saraf parasimpatis berasal dari area kranial dan sakrum. Serat praganglionnya lebih panjang dibandingkan serat pascaganglion dan berakhir di dalam atau di dekat organ (efektor). Serat pascaganglion sangat pendek dan berakhir pada sel-sel organ. Neurotransmiter yang dikeluarkan oleh kedua jenis serat saraf tersebut adalah asetilkolin. Neurotransmiter adalah senyawa kimia organik pada celah sinapsis yang berperan mengirimkan impuls antarneuron.

Jadi neurotransmiter yang dikeluarkan sistem saraf parasimpatis pada bagian serat praganglion maupun serat pascaganglionnya adalah asetilkolin.

Pembahasan:

Gambar di atas adalah gambar lidah dengan beberapa bagian sisi-sisi pengecap yakni

• nomor 1 adalah pengecap rasa manis yang terdapat di ujung lidah,
• nomor 2 adalah asin yang terdapat di hampir seluruh area lidah, tetapi yang banyak di area samping,
• nomor 3 adalah pengecap rasa asam yang terletak di tepi lidah agak ke belakang, dan
• nomor 4 adalah pengecap rasa pahit yang terletak di pangkal lidah.

Jadi jawaban untuk pertanyaan di atas adalah 1, pengecap rasa manis.

Pembahasan:

Pada kulit manusia sebagai indra peraba, terdapat reseptor sebagai berikut.

• Korpuskula Pacini: reseptor tekanan kuat.
• Korpuskula Ruffini: ujung saraf peraba dan reseptor panas.
• Korpuskula Meissner: reseptor sentuhan.
• Ujung saraf Krause: reseptor dingin.
• Lempeng Merkel: reseptor sentuhan dan tekanan ringan.
• Ujung saraf tanpa selaput: reseptor nyeri

^{Sumber: masdayat.net}

Kerja kelima sel saraf tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe reseptor berikut.

1. Termoreseptor (Ruffini dan Krause)
2. Mekanoreseptor (Meissner dan Paccini), banyak terdapat di ujung jari, bibir, telapak kaki, dan alat kelamin. juga terdapat pada folikel rambut di dalam lapisan dermis
3. Reseptor rasa sakit (ujung saraf bebas), dapat dikatakan sebagai reseptor kimia. Reaksi kerja yang terjadi akibat sensasi rasa sakit di kulit diciptakan oleh pelepasan enzim dari jaringan yang rusak atau terluka sehingga akan mengubah protein tertentu di dalam darah menjadi suatu zat kimia, yaitu bradikinin, yang mengaktifkan reseptor rasa sakit.

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah korpuskula Ruffini dan Krause.

Pembahasan:

Gambar di atas adalah gambar retina yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut. Sel batang (X) dan sel kerucut (Y) dikenal sebagai fotoreseptor. Sel fotoreseptor berfungsi mengubah cahaya yang jatuh pada retina menjadi impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf mata. Sel batang mengandung pigmen rodopsin, tidak sensitif warna, dan bekerja pada intensitas cahaya rendah (malam hari). Sementara sel kerucut mengandung iodopsin, sensitif terhadap warna, dan bekerja pada intensitas cahaya tinggi (siang hari).

Jadi pernyataan yang tidak benar mengenai gambar yang ditunjuk oleh huruf X adalah bekerja di siang hari.

Pembahasan:

Gangguan pada gambar disebut poliomielitis atau dikenal dengan nama polio. Penyakit ini disebabkan oleh poliovirus yang masuk melalui mulut, kemudian menginfeksi saluran usus. Virus kemudian masuk ke aliran darah dan sampai ke sistem saraf pusat (medula spinalis), menyebabkan nyeri dan merusak saraf motorik, sehingga membuat pengidapnya mengalami kelumpuhan otot atau ketidakmampuan untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu.

Polio dapat dicegah dengan melakukan vaksin polio, menjaga kebersihan lingkungan, dan menjaga imunitas tubuh tetap baik.

Ciri-ciri poliomielitis dapat dilihat pada gambar berikut.

^{Sumber: prosehat.com}

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah diawali dengan infeksi saluran usus.

Pembahasan:

Pada retina mata seseorang terdapat dua macam sel, yaitu sel batang dan sel kerucut.

1. Sel batang adalah sel yang mengandung pigmen rodopsin, yaitu suatu bentuk senyawa vitamin A dengan protein tertentu. Sel batang berfungsi untuk menerima bayangan dengan cahaya lemah, dan bayangan yang terbentuk adalah hitam dan putih.
2. Sel kerucut, sel yang mengandung iodopsin. Fungsinya, untuk menerima rangsang warna merah, biru dan hijau. Sel ini berperan dalam menentukan kemampuan seseorang untuk membedakan warna. Kerusakan pada salah satu deteksi warna, dapat mengakibatkan buta warna.

Ketika seseorang berada pada sebuah ruangan atau tempat yang terang, sel kerucut akan melakukan tugas untuk menyampaikan bayangan ke otak. Akibatnya, pigmen rodopsin akan terurai sehingga sel batang tidak dapat berfungsi dengan baik.

Namun, bila tiba-tiba masuk ke ruangan yang gelap, pigmen-pigmen rodopsin akan mengambil alih tugas sel kerucut dalam menyampaikan bayangan ke otak. Terbentuknya pigmen ini berlangsung bertahap. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak dapat segera melihat dengan jelas saat memasuki ruangan gelap. Namun, samar-samar perlahan akan mulai melihat pantulan bayangan benda yang ada di sekitar. Lama waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan rodopsin disebut waktu adaptasi rodopsin.

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah pigmen rodopsin pada sel batang mata yang mengambil alih tugas sel kerucut dalam mengenali pantulan bayangan pada ruangan gelap.

Pembahasan:

Dalam tubuh kita terdapat sistem koordinasi yaitu sistem hormon dan sistem saraf yang berperan dalam menentukan reaksi seseorang. Reaksi manusia terhadap rangsangan dapat berupa gerakan sadar dan gerakan tidak sadar/refleks.

• Gerak sadar adalah gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran yaitu otak. Otak akan memerintahkan otot-otot kita untuk melakukan gerakan tertentu.
• Gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari atau tidak disengaja dan pusatnya terletak pada sumsum tulang belakang.

Ketika melihat kilat, seseorang kemungkinan akan memejamkan mata dan berteriak, kemudian menutup telinga. Ketika melihat kilat, secara tidak sadar kita akan terkejut. Reaksi ini akan berpengaruh pada reaksi hormonal. Saat terkejut, tubuh akan mengeluarkan adrenalin yang cukup banyak sehingga detak jantung akan menjadi lebih cepat akibat perintah hipotalamus. Reaksi selanjutnya, tanpa sadar kita akan memejamkan mata dan berteriak.

Kemudian otak akan akan berpikir dengan cepat bahwa kemungkinan kilat akan diikuti suara petir, sehingga otak memerintahkan tangan untuk menutup telinga agar dapat meredam suara tersebut. Setelah itu secara sadar, otak akan memerintah untuk mencari perlindungan, misalnya mencari tempat berteduh, tempat untuk berpegang, atau tempat yang aman untuk berlindung.

Jadi, jawaban yang paling tepat adalah mencari tempat yang aman dan menutup telinga.