1.
Tujuan dari Agresi Militer Belanda II yaitu ...
Pembahasan:
Belanda kembali melanggar perjanjian damai Renville dengan melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948, dengan tujuan diantaranya yaitu:
- Menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara.
- Menguasai Ibukota sementara Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta.
- Menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Indonesia.
Jadi, jawaban yang tepat adalah
- Menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara.
- Menguasai Ibukota sementara Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta.
- Menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Indonesia.
2.
Setelah dua kali Agresi Militer, Belanda menyatakan bahwa Republik Indonesia telah bubar. Militer dan rakyat Indonesia kemudian bereaksi dengan menyerang balik Belanda di Yogyakarta, dan terkenal dengan nama peristiwa ....
Pembahasan:
Resolusi Dewan Keamanan PBB pada 24 Januari 1949 yang berisi perintah penghentian operasi militer Belanda di Indonesia, tidak dipatuhi Belanda. Bahkan Belanda berusaha akan menyerang pusat pemerintahan Indonesia saat itu, Yogyakarta, pada 1 Maret 1949. Belanda juga menyampaikan propaganda opini media yang menyatakan bahwa Republik Indonesia telah bubar.
Militer Indonesia di Yogyakarta yang saat itu dipimpin Letnan Kolonel Suharto, atas restu Sultan Hamengkubuwono IX, menggerakan tentara dan pasukan rakyat Indonesia menyerang balik Belanda untuk membuktikan pada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih berdiri. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jawabannya adalah Serangan Umum 1 Maret.
3.
Bagaimana jasa pejuang Daan Mogot dalam revolusi kemerdekaan dan mempertahankan integrasi bangsa?
Pembahasan:
Daan Mogot adalah pejuang militer berusia muda asal Manado yang gugur dalam Peristiwa Pertempuran Lengkong (Serpong, Tangerang Selatan) pada 25 Januari 1946. Mayor Daan Mogot memimpin misi melucuti senjata tentara Jepang yang ada di Lengkong, Serpong, secara damai. Namun, naas, saat tiba di markas Jepang, pasukan dari Akademi Militer Tangerang tewas dalam pertempuran yang tidak seimbang.
Tercatat 34 prajurit muda dan 3 perwira Tentara Republik Indonesia tewas saat itu, termasuk Daan Mogot. Mereka tewas di usia muda, 16-24 tahun. Sebagian prajurit luka berat dan sebagian yang tidak dapat melarikan diri ditawan Jepang.
Nama Daan Mogot kini diabadikan menjadi nama jalan yang membentang dari Grogol, Jakarta Barat, hingga Kota Tangerang. Bersama Daan Mogot, dua perwira gugur, yaitu Letnan Satu Soebianto Djojohadikusumo dan Letnan Satu Sutopo.
Jadi, jawabannya adalah Gugur dalam Pertempuran Lengkong.
4.
Perhatikan gambar berikut!

Sumber: www.wikipedia.org
Tokoh tersebut adalah Sultan Syarif Kasim II, Sultan Siak (Riau) yang berjasa besar dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dan menghadapi ancaman disintegrasi bangsa.
Lantas, bagaimanakah peran Sultan Syarif Kasim II upayanya tersebut?
Pembahasan:
Sultan Syarif Kasim II adalah Sultan ke-12 Kesultanan Siak (kini bagian dari Provinsi Riau). Ia mendukung kemerdekaan Indonesia melalui kekuasannya di Siak. Bukti dukungannya adalah ia menyatakan Siak sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia, serta menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta Gulden (saat ini setara dengan 70an juta Euro) kepada pemerintah Republik Indonesia.
Jadi, jawaban yang tepat adalah
Menyatakan Siak sebagai bagian dari Indonesia dan menyumbang harta kekayaannya untuk Indonesia.
5.
Menjelang puncak Pertempuran Surabaya, terjadi kontak senjata antara pasukan Sekutu dengan pemuda dan rakyat Surabaya. Sekutu lalu terdesak hingga Sukarno dan para pemimpin negara turun langsung ke Surabaya.
Apa sebenarnya yang dilakukan Sukarno saat itu?
Pembahasan:
Setelah kontak senjata dengan rakyat Surabaya pada 27-28 Oktober 1945, Sekutu menghubungi Presiden Sukarno dan memintanya untuk menyelesaikan pertempuran.
Besoknya, Sukarno dan para pemimpin negara tiba di Surabaya. Sukarno lalu berkeliling dan menyerukan gencatan senjata sambil menunggu hasil keputudan perundingan Indonesia dengan Sekutu.
Jadi, jawabannya adalah Berkeliling Surabaya dan menyerukan gencatan senjata sambil menunggu hasil perundingan Indonesia dan Sekutu.
6.
Margonda adalah salah satu tokoh pejuang mempertahankan integrasi bangsa yang gugur di masa revolusi kemerdekaan bahkan kini dijadikan nama jalan raya utama Kota Depok. Ia gugur dalam peristiwa ....
Pembahasan:
Di masa revolusi kemerdekaan, Margonda bergabung dengan BKR (Badan Keamanan Rakyat) serta terlibat bahkan gugur dalam pertempuran di Kali Bata, Depok, 16 November 1945. Pertempuran Kali Bata terjadi setelah sebelumnya (11 Oktober 1945) terjadi Peristiwa Gedoran Depok. Singkatnya, peristiwa tersebut terjadi untuk merebut kembali Depok setelah dikuasai NICA (Belanda).
Jadi, jawabannya yaitu Pertempuran Kali Bata.
7.
Hari kemenangan Pertempuran Ambarawa yaitu 15 Desember 1945 diperingati dan dijadikan sebagai hari bersejarah bagi TNI, yaitu ....
Pembahasan:
Kemenangan Pertempuran Ambarawa terjadi pada 15 Desember 1945. Hari kemenangan tersebut diperingati sebagai hari jadi TNI AD (Angkatan Darat) atau dikenal juga ‘Hari Juang Kartika’.
Jadi, jawabannya yaitu Hari Jadi TNI AD atau Hari Juang Kartika.
8.
Akhir-akhir ini gesekan politik berdampak pada masyarakat. Salah satunya politik identitas (menguatnya sentimen agama dan kesukuan) yang memecah belah persatuan bangsa. Bagaimana seharusnya pemerintah dalam mengatasinya, berdasarkan perspektif sejarah?
Pembahasan:
Ancaman disintegrasi bangsa pernah dialami Indonesia sangat kuat di periode awal kemerdekaan (1945-1965). Dalam kurun waktu tersebut terdapat banyak peristiwa/pemberontakan: PKI Madiun, DI/TII, APRA, Andi Azis, RMS, PRRI-PERMESTA, hingga G30S.
Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi karena menguatnya pembelahan politik terutama melalui sentimen ideologi, agama dan kesukuan. Melihat fenomena saat ini, pemerintah dalam perspektif sejarah seharusnya belajar dari sejarah masa lalu, khususnya era 1945-1965 yang penuh gejolak dalam negeri.
Berdasarkan penjabaran tersebut, maka jawabannya adalah
Belajar dari sejarah terutama periode 1945-1965 yang penuh dengan ancaman disintegrasi bangsa.
9.
Latar belakang terjadinya Peristiwa PKI Madiun 1948 diawali dengan ....
Pembahasan:
Peristiwa PKI Madiun 1948 diawali dengan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin. Pada saat itu, Amir Syarifuddin menandatangani Perjanjian Renville yang ternyata hasil perundingan tersebut sangat merugikan Indonesia.
Kabinet Amir lalu digantikan oleh kabinet Hatta. Amir Syarifuddin kecewa, karena selain disalahkan atas Perjanjian Renville, kabinet baru Hatta tidak merangkul kekuatan ideologi sosialis-komunis. Maka Amir Syarifuddin mendirikan FDR (Front Demokrasi Rakyat), lalu bersama Musso, mendirikan PKI (Partai Komunis Indonesia).
Jadi, jawabannya adalah jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin
10.
Salah satu gerakan yang dianggap sebagai ancaman disintegrasi bangsa adalah PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia), yang didirikan di wilayah ....
Pembahasan:
PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) adalah gerakan politik yang dilakukan untuk menentang pemerintah pusat. PRRI dideklarasikan oleh Letnan Kolonel Ahmad Husein pada 15 Februari 1958 di Kota Padang, Sumatra Barat. PRRI kemudian dianggap sebagai peristiwa yang mengancam persatuan bangsa karena membuat bangsa Indonesia perang saudara.
Jadi, jawaban yang tepat adalah Sumatra.