Contoh Soal

Cerita Pendek – Bahasa Indonesia SMP

Sampel materi untuk guru yang ingin cari soal latihan. Temukan bank soal lengkap dan update dengan cara mendaftar gratis. Kirim soal-soal ini ke murid di kelas Bapak/Ibu Guru lewat Google Classroom, dalam bentuk kuis online, tautan kuis, file kuis, atau cetak langsung!

    1.

    Urutan struktur cerpen yang benar adalah ....

    A

    orientasi, komplikasi, analogi

    B

    komplikasi, evaluasi, koda

    C

    orientasi, komplikasi, resolusi

    D

    resolusi, evaluasi, orientasi

    Pembahasan:

    Cerita pendek (cerpen) adalah salah satu bentuk karya sastra baru berjenis prosa naratif, bersifat fiktif (tidak nyata), dan menggambarkan kisah seorang tokoh mulai dari permasalahan yang dialami tokoh hingga penyelesaiannya.

    Struktur cerpen, yaitu:

    1. Orientasi adalah bagian yang berisi pengenalan tokoh serta latar belakang cerita.
    2. Komplikasi adalah bagian yang berisi konflik atau permasalahan yang dialami oleh tokoh.
    3. Resolusi adalah bagian yang berisi penyelesaian masalah tokoh dan penutup cerita.

    Dari keterangan di atas, maka jawaban yang benar adalah orientasi, komplikasi, resolusi.

    2.

    Perhatikan cerpen berikut!

    Malam begitu cerah, bagi anak muda tentunya akan menghabiskan waktu untuk pergi keluar, namun tidak dengan Ani. Ia menghabiskan Minggu malam yang cerah untuk belajar, karena keesokan harinya ada UAS.

    Tak selang berapa lama terdengar suara telepon, ternyata dari Lia, ia ingin mengajak Ani untuk melihat konser di luar. Namun Ani menolak untuk diajak, sebab ia lebih memilih untuk belajar di rumah.

    Keesokan harinya Ani bertemu Lia di sekolah. Lia mengatakan bahwa Ani pasti akan menyesal karena ia tak ikut tadi malam untuk melihat konser.

    UAS pun dimulai. Ketika Ani dengan penuh semangat mengerjakan, Lia di pojokan kebingungan menoleh sana-sini untuk mencari jawaban. Sebab ia tidak belajar sama sekali.

    (Sumber: deweezz.com)

    Bukti bahwa tokoh Lia suka membuang waktu adalah ....

    A

    ia mempersiapkan dirinya dengan belajar untuk menghadapi ujian

    B

    ia tidak belajar dan menonton konser semalam sebelum ujian berlangsung

    C

    ia menoleh sana-sini untuk mendapatkan jawaban saat ujian

    D

    ia menghabiskan waktunya untuk bermain bersama Ani

    Pembahasan:

    Karakter tokoh Lia yang suka membuang waktu terlihat dari paragraf kedua.

    Tak selang berapa lama terdengar suara telepon, ternyata dari Lia, ia ingin mengajak Ani untuk melihat konser di luar. Namun Ani menolak untuk diajak, sebab ia lebih memilih untuk belajar di rumah.

    Tokoh Lia mengajak Ani untuk bermain di luar yaitu menonton konser, padahal mereka akan menghadapi UAS keesokan harinya. Seharusnya, Lia menggunakan waktunya untuk belajar, namun ia malah bermain keluar.

    Maka, bukti bahwa tokoh Lia suka membuang waktu adalah ia tidak belajar dan menonton konser semalam sebelum ujian berlangsung.

    Ingin coba latihan soal dengan kuis online?

    Kejar Kuis
    3.

    Cermati penggalan cerpen berikut!

    Aku menutup kembali pintu lemari pakaian. Isak tangis tertahan masih terdengar dari luar kamar. Tanganku meraih daun pintu, menutup pintu kamar yang terbuka sejengkal. Suara tangisan tinggal lamat-lamat.

    Aku berjalan pelan menuju jendela, membukanya, lalu duduk di atas kursi. Pagi ini, langit berwarna kelabu. Sejujurnya, sempat melintas pertanyaan di kepalaku, kenapa aku tidak menangis? Kemudian pikiranku mengembara, menyusuri tiap jengkal peristiwa yang terjadi tiga pekan lalu.

    ”Kamu belum pernah punya anak. Menikah pun belum. Kalaupun toh punya anak, kamu tidak akan pernah punya pengalaman melahirkan. Kamu, laki-laki.”

    Aku menatap wajah di depanku, wajah perempuan yang sangat kukenal.

    ”Aku, ibunya. Aku yang mengandung dan melahirkannya. Kelak kalau kamu punya anak, kamu akan tahu bagaimana rasanya khawatir yang sesungguhnya.”

    Pelayan datang. Ia meletakkan dua buah poci, menuangkan poci berisi kopi di gelasku, beralih kemudian menuangkan poci teh di gelas perempuan di depanku. Pelayan itu lalu pergi setelah mempersilakan kami menikmati hidangannya.

    ”Apa yang dia lakukan selama seminggu berada di tempatmu?”

    ”Kami banyak jalan-jalan berdua, menonton film, ke toko buku, ke pantai. Kebetulan aku sedang tidak sibuk. Aku pikir, ia sedang liburan sekolah.”

    ”Sekolah tidak sedang libur, dan ia tidak pamit kepadaku.”

    ”Mana aku tahu?”

    ”Dan kamu tidak memberitahuku.”

    ”Aku pikir ia pergi dengan seizinmu.”

    ”Kamu bohong. Kamu tahu kalau ia minggat dari rumah.”

    Aku diam. Tidak mau memperpanjang urusan pada bagian ini. Aku datang tidak untuk berdebat. Tiga perempuan masuk ke ruangan ini. Bau harum menebar ke seluruh penjuru ruangan.

    Perempuan di depanku mendesah. Tangannya meraih tas, mengeluarkan sebungkus rokok, menyulutnya.

    ”Ia kacau sekali…”

    ”Ia boleh kacau, tetapi tidak boleh minggat. Ia masih duduk di bangku kelas satu SMA!”

    Aku tertawa, ”Kamu tahu, aku minggat pertama kali dari rumah saat kelas satu SMP…”

    ”Itu kamu. Setiap keluarga punya tata tertib yang tidak boleh dilanggar.”

    ”Minggat itu memang melanggar tata tertib keluarga. Dan itu pasti ada maksudnya. Tapi aku tidak mau bertengkar. Aku datang jauh-jauh ke sini, hanya untuk mengatakan sesuatu yang kupikir penting menyangkut dia.”

    ”Apa?”

    ”Jangan terlalu memaksanya untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya.”

    ”Hey, kamu hanyalah pamannya. Aku, ibunya!”

    ”Aku tahu, dan aku tidak sedang ingin merebut apa pun darimu.”

    ”Tapi kamu seperti sedang menceramahiku tentang bagaimana menjadi seorang ibu yang baik!”

    (Dikutip dari cerpen berjudul "Sesaat Sebelum Berangkat" karya Puthut E.A.)

    Latar tempat awal mula terjadinya peristiwa di dalam penggalan cerpen tersebut adalah ....

    A

    kamar

    B

    kafe

    C

    pantai

    D

    bioskop

    Pembahasan:

    Latar tempat adalah di mana kejadian di dalam cerpen tersebut berlangsung. Awal mula terjadinya peristiwa di dalam penggalan cerpen tersebut adalah tokoh Aku yang termenung di kamar mengingat-ingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Hal ini ditunjukkan dari paragraf pertama dan kedua penggalan teks cerpen tersebut.

    Aku menutup kembali pintu lemari pakaian. Isak tangis tertahan masih terdengar dari luar kamar. Tanganku meraih daun pintu, menutup pintu kamar yang terbuka sejengkal. Suara tangisan tinggal lamat-lamat.

    Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa latar tempat awal mula terjadinya peristiwa di dalam penggalan cerpen tersebut adalah kamar.

    4.

    Cermati penggalan teks cerpen di bawah ini!

    Di mobilku, ketika aku bergegas ke bandar udara pada pukul 04.00, virus yang kuhirup itu membuatku batuk-batuk, sesak napas, demam, dan mengakibatkan pusing luar biasa. Tak lama kemudian, aku mengalami ketegangan otak yang memungkinkan aku berilusi atau berhalusinasi menjadi ular. Tampaknya tak semua mengalami delirium atau penderitaan seperti aku. Terbukti di jalan-jalan masih banyak orang yang bertingkah seperti manusia. Mereka masih menyetir mobil dengan kecepatan sedang-sedang atau luar biasa.

    (Dikutip dari cerpen berjudul "Ada yang Tiba-Tiba Merasa Menjadi Binatang" karya Triyanto Triwikromo)

    Pernyataan yang sesuai dengan teks di atas adalah ...

    A

    Aku berubah menjadi seekor ular.

    B

    Aku tidak melihat satupun manusia lalu lalang di sekitarku.

    C

    Aku masih sadar saat berhalusinasi menjadi seekor ular.

    D

    Aku sudah berada di bandara ketika aku menghirup virus tersebut.

    Pembahasan:

    Pernyataan yang sesuai dengan teks di atas adalah

    Aku masih sadar saat berhalusinasi menjadi seekor ular.

    Hal ini dibuktikan dengan kalimat ketiga hingga kalimat kelima.

    Tampaknya tak semua mengalami delirium atau penderitaan seperti aku. Terbukti di jalan-jalan masih banyak orang yang bertingkah seperti manusia. Mereka masih menyetir mobil dengan kecepatan sedang-sedang atau luar biasa.

    Dari kalimat tersebut dapat kita ketahui bahwa tokoh Aku masih mampu melihat sekelilingnya dan mendeskripsikan apa yang terjadi karena ia dalam keadaan sadar.

    Ingin cari soal-soal HOTS?

    Soal HOTS
    5.

    Bacalah cerpen berikut!

    Kepulan berwarna putih memenuhi setiap sudut di rumah kecil yang hanya bersekatkan kardus-kardus dan menebarkan aroma-aroma menyesakkan dada setiap orang yang berada dalamnya. Benda yang membuatku muak dan membencinya, karena bapak lebih suka membakar rokok dan menghembuskan asapnya daripada melihatku sekolah. "Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau nantinya kamu cuma jadi kuli,” ucap bapak saat kuutarakan niat untuk melanjutkan sekolah ke menengah pertama. 

    (Sumber: woazy.com)

    Arti kalimat langsung yang diucapkan tokoh Bapak tersebut adalah ....

    A

    menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi akan membuat derajat hidup kita naik

    B

    tidak ada gunanya menuntut ilmu hingga ke jenjang yang lebih tinggi

    C

    sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi akan mengubah takdirnya untuk tidak menjadi seorang kuli

    D

    sebaiknya menjadi seorang kuli yang memiliki ilmu yang tinggi

    Pembahasan:

    Kalimat langsung yang diucapkan oleh Bapak tersebut adalah

    "Buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau nantinya kamu cuma jadi kuli,”

    Terlihat dari kalimat tersebut bahwa Bapak ragu dan tidak yakin bahwa dengan sekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi akan mengubah takdir tokoh Aku untuk menjadi seorang kuli. Sehingga, arti dari kalimat yang diucapkan Bapak tersebut adalah tidak ada gunanya menuntut ilmu hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

    6.

    Bacalah penggalan cerpen ini!

    Dalam sebuah perjalanan dari Urstein ke Ljubljana, saya dan fasilitator perjalanan beberapa kali mengalami kesalahan (naik) kereta. Dari terdampar di Sletzhal yang dingin, menunggu kereta hingga satu jam lebih di Bischofshofen, hingga akhirnya terdampar di Villach, sebuah country side Austria yang indah.

    Ketika mengalami “ketersesatan-ketersesatan” itu, saya mengutuk-ngutuk keadaan, kelengahan saya dan fasilitator, hingga hal-hal yang luput kami antisipasi—padahal sejumlah persiapan rasanya sudah sangat matang.

    Berhenti sampai di sana? Tidak? Saya harus berurusan dengan rekan perjalanan lain yang luar biasa menjengkelkan, ditambah dengan tragedi-tragedi yang hanya menimpa saya seorang. Fyuh! Residensi macam apa ini!

    (Cerpen berjudul "Gembira itu Fana, Sakit itu Sementara" karya Benny Arnas)

    Bukti bahwa perasaan tokoh saya dalam penggalan cerpen tersebut kesal adalah ....

    A

    ia mengutuk keadaan saat menunggu kereta hingga satu jam lebih di Bischofshofen

    B

    ia masih sempat mendeskripsikan bahwa country side Austria yaitu Villach memiliki keindahan

    C

    ia mengeluhkan fasilitatornya yang menjengkelkan

    D

    teman seperjalanannya sama sekali tidak membantunya dalam menyelesaikan ketersesatan mereka

    Pembahasan:

    Apabila kita cermati penggalan cerpen tersebut, kita akan mengetahui bahwa tokoh saya mengutuk keadaan saat mengalami ketersesatan atau kesialan. Hal ini ditunjukkan dari paragraf kedua.

    Ketika mengalami “ketersesatan-ketersesatan” itu, saya mengutuk-ngutuk keadaan, kelengahan saya dan fasilitator, hingga hal-hal yang luput kami antisipasi—padahal sejumlah persiapan rasanya sudah sangat matang.

    Dari ia yang mengutuk keadaan tersebut dapat dipastikan bahwa tokoh saya sedang kesal. Ketersesatan-ketersesatan yang dimaksud tokoh Saya dijelaskan pada paragraf sebelumnya, yaitu beberapa kali salah menaiki kereta, terdampar di Sletzhal yang dingin, menunggu kereta hingga satu jam lebih di Bischofshofen, hingga akhirnya terdampar di Villach.

    Selain itu, bukti lainnya yang menunjukkan bahwa tokoh saya sedang kesal adalah keluhannya pada paragraf ketiga.

    Berhenti sampai di sana? Tidak? Saya harus berurusan dengan rekan perjalanan lain yang luar biasa menjengkelkan, ditambah dengan tragedi-tragedi yang hanya menimpa saya seorang. Fyuh! Residensi macam apa ini!

    Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pilihan jawaban yang benar dari bukti bahwa perasaan tokoh saya dalam penggalan cerpen tersebut kesal adalah ia mengutuk keadaan saat menunggu kereta hingga satu jam lebih di Bischofshofen.

    Ingin cari soal-soal AKM?

    Hubungi Kami
    7.

    Cermati cerpen berikut!

    Pertanyaan Misterius Ayah

    Hari ini ayah tidak berangkat kerja, dan Dani libur sekolah. Dani yang sedang mengerjakan PR-nya melihat ayahnya sedang sibuk memperbaiki sepeda motornya.

    Lantas Dani mendekati ayahnya. "Ada yang bisa Dani bantu, Yah?" tanyanya polos. "Boleh-boleh," jawab ayah. Ayah banyak bercerita tentang sepeda motor pada Dani, Dani pun menikmatinya. "Kalau sudah besar nanti kamu mau jadi apa?" tanya ayah padanya. "Aku ingin jadi pembalap, Yah, seperti Rossi," jawab Dani spontan. "Oh, ya? Hebat kamu. Tapi pembalap harus tahu bagian yang terpenting dari motor, kamu tahu?" tanya ayah. Dani pun berpikir, apa ya yang paling penting? Pada keesokan harinya saat lagi sarapan, Dani menjawab pertanyaan yang diajukan ayah kemarin. Bagian terpenting dari sepeda motor adalah roda, karena tanpa adanya roda motor tidak bisa berjalan. Mendengar jawaban dari Dani, ayah menjawab, "Pintarnya, tapi sayangnya bukan itu."

    Dani pun tidak menyerah, setiap hari ia selalu mencoba menjawabnya. Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci, motor tidak bisa menyala.

    Tapi ayah selalu berkata, "Semakin hari semakin pintar ya, tapi jawabannya belum tepat."

    Dani masih belum menyerah. Sampai selesai liburan pun, sesekali ayah menanyakan pertanyaan itu, dan setiap Dani menjawab, pasti ayah berkata, "Kamu sangat pintar, tapi jawabannya kurang tepat, terus dicoba ya."

    Karena terus seperti itu, lama-kelamaan Dani mulai bosan. Karena jawaban yang diberikannya belum tepat. Sampai saat ini, ayah tidak pernah mau memberikan jawaban yang sebenarnya. "Jangan kamu bosan jawabnya, karena ini pertanyaan sangat mudah, teruslah berusaha," kata ayah setiap kali Dani mengeluh.

    Sesudah Dani lulus SMP, Dani melanjutkan ke SMK dan mengambil jurusan otomotif. Dani pun menanyakan pada gurunya, apa bagian terpenting dari sepeda motor. Jawaban gurunya adalah accu, karena motor takkan bisa menyala tanpa accu.

    Dani yakin jawabannya kali ini pasti benar. Sepulang sekolah sambil menunggu dijemput ayah, ia menanyakan pada teman-temannya, apa yang paling penting dari sepeda motor. Bermacam-macam jawaban yang ia dapatkan dari mereka, mulai dari mesin, busi, rem, lampu, sampai bensin dan oli.

    Saat di perjalanan Dani menjawab pertanyaan ayah, semua jawabannya yang telah ia dapatkan diceritakan pada ayahnya, namun tetap saja jawaban dari ayah, "Coba lagi." Dani pun mulai berpikir ayah pasti mempermainkannya. Selama perjalanan ia tak berbicara sepatah katapun pada ayahnya.

    Sampai di sebuah lampu merah, mereka melihat seorang nenek bersama cucunya sedang mengemis. Ayah memberikan sejumlah uang sambil berkata, "Tolong berikan ini pada mereka, kita masih dibagi rezeki, kita harus saling berbagi."

    Dani pun memberikan uang itu ke pengemis tersebut. Hatinya pun tersentuh melihatnya.

    Malam harinya, di ruang tamu ayah menyuruh Dani duduk di dekatnya. Ayahnya menasehati Dani supaya jadi anak yang baik dan suka menolong. Dani pun mendengarkan dengan cermat.

    "Jadi kamu benar-benar ingin tahu jawaban dari pertanyaan ayah?" tanya ayah secara tiba-tiba. Dani pun bingung dan mengangguk, karena telah bosan dihantui pertanyaan misterius dari ayah. "Kamu tahu, di antara semua jawaban yang kamu berikan, memang tidak ada satupun yang salah, namun ayah ingin kamu belajar sesuatu dari pertanyaan ini. Kamu tahu, bagian terpenting dari sepeda motor adalah 'sadel'," jawab ayah. Dani terkejut, "Apa alasannya, Yah?" tanyanya. Ayah tersenyum dan berkata, "Kau tahu kenapa? Karena dengan sadel, kita bisa membonceng dan berbagi kebahagiaan dengan siapa saja di atas sepeda motor kita. Seperti itu pula harusnya kita hidup, selalu berbagi ke sesama dan memberi selama kita masih diberi rezeki dan waktu untuk hidup di atas muka bumi ini."

    (Sumber: materibindo.com)

    Salah satu nilai kehidupan yang menonjol dalam cerpen tersebut adalah ....

    A

    nilai estetik

    B

    nilai moral

    C

    nilai religi

    D

    nilai politik

    Pembahasan:

    Nilai kehidupan adalah nilai-nilai yang dimasukkan penulis ke dalam cerpen sehingga pembaca dapat mengambil pesan yang hendak disampaikan oleh penulis. Nilai kehidupan dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

    1. Nilai agama atau religi. Nilai ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya.
    2. Nilai moral. Nilai ini berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti manusia.
    3. Nilai budaya. Nilai ini berkaitan dengan kebudayaan yang terdapat di sekitar manusia.
    4. Nilai sosial. Nilai ini berkaitan dengan hubungan antar manusia serta norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat.
    5. Nilai politik. Nilai ini berkaitan dengan politik.

    Di dalam cerpen tersebut, diceritakan sosok Ayah yang memberitahu anaknya mengenai pentingnya untuk berbagi kepada sesama. Baik rezeki, kebahagiaan, dsb. Kegiatan untuk saling berbagi dan membantu orang lain adalah satu budi pekerti yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa salah satu nilai kehidupan yang menonjol dalam cerpen tersebut adalah nilai moral.

    8.

    Cermati penggalan cerpen berikut!

    Kata ibuku, pagi adalah hari yang paling dinantikan banyak orang di dunia. Tapi, aku dan teman-temanku di sini sepakat, kami benci pagi. Karena di waktu pagi, kami harus berpisah dengan ibu-ibu kami. Berpisah dengan orang yang paling kami sayangi.

    Teman-temanku selalu menantikan waktu sore tiba. Atau, kata Mbak Ratih, waktu senja. Tapi, kami lebih suka menyebut sore saja. Kami tak begitu sering mendengar orang mengucapkan kata senja. Di waktu pergantian cerah dan gelap itulah, kami bersukaria. Karena, ada sepasang tangan cantik yang menggendong kami dan membawa kami kembali ke rumah.

    Kadang, saking tak sabarnya menunggu dijemput ibu, aku menangis. Seperti sore ini. Mbak Ratih pun selalu tahu apa yang harus dilakukan. Ia memberiku mainan dan permen agar air mataku tak jatuh lagi.

    (Dikutip dari cerpen berjudul "Setelah Dibawa ke Ruangan Besar" oleh Wildan Pradistya Putra)

    Inti dari paragraf kedua adalah ....

    A

    tokoh aku dan teman-temannya selalu menunggu hari berganti sore karena mereka akan dijemput dan pulang bersama orang tua mereka

    B

    aku sangat menyukai permen dan cokelat yang selalu dibelikan ibuku ketika ia pulang dari bekerja

    C

    perbedaan penyebutan sore atau senja dari tokoh aku dan Mbak Ratih

    D

    aku dan Mbak Ratih sangat menantikan waktu senja karena dengan begitu penitipan anak tutup dan aku pulang ke rumah bersama Mbak Ratih

    Pembahasan:

    Inti dari paragraf kedua dapat dicermati dari kalimat pertama dan kalimat terakhir paragraf tersebut.

    Teman-temanku selalu menantikan waktu sore tiba.

    Karena, ada sepasang tangan cantik yang menggendong kami dan membawa kami kembali ke rumah.

    Dapat diketahui bahwa tokoh aku dan teman-temannya menunggu waktu sore karena orang tua mereka akan menjemput mereka dan membawa pulang mereka. Maka dari itu, pilihan jawaban yang tepat adalah tokoh aku dan teman-temannya selalu menunggu hari berganti sore karena mereka akan dijemput dan pulang bersama orang tua mereka.

    Ingin tanya tutor?

    Tanya Tutor
    9.

    Cermati penggalan cerpen di bawah ini!

    ”Sampai kapan pun ibu akan tinggal di sini. Ibu ingin selalu mengenang ayahmu di rumah ini. Tak mungkin ibu meninggalkan tempat ini. Jika pergi dari sini berarti ibu meninggalkan ayahmu. Tak mungkin. Makna ayahmu bagi ibu terlalu dalam, Nak.” Begitu jawaban ibu setiap kali aku mengajaknya untuk tinggal bersama. Mas Budi juga selalu khawatir pada ibu dan mendesakku untuk mengajaknya tinggal bersama kami. Namun, ibu selalu menolaknya. Aku pun mengalah, setiap aku ada keperluan ke kota di mana rumah ibu dekat dengan kota itu, aku menyempatkan diri mampir ke rumah ibu, tentunya sudah minta izin pada Mas Budi. Dan, Mas Budi pun mengizinkan dan mendukung penuh apa yang aku lakukan, kecuali sikapku pada ibu yang belum bisa berubah: aku masih memendam bara di hati pada ibu. Awalnya aku berniat akan bersikap ramah, tetapi ketika bertatap muka dengannya, aku tak mampu melakukannya.

    Aku selalu teringat ketika ibu memaki-makiku tanpa sebab; menghukumku ketika telat pulang karena mengerjakan PR secara berkelompok di rumah teman. Jika ada ayah pun ibu kerap membentak dan menghukumku, apalagi jika tidak ada ayah. Misalnya ketika tak sengaja aku memecahkan piring yang baru saja kucuci. Sumpah serapah ibu seperti peluru yang diberondongkan dari sebuah senapan ke arahku.

    (Sumber: bebas.kompas.id)

    Ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen di atas adalah ...

    A

    Aku tidak tahu lagi bagaimana cara menghilangkan rasa sakit hatiku terhadap ibuku sendiri. Luka yang ditimbulkan akibat perlakuan ibu sangat dalam dan membekas sehingga aku bahkan tidak sudi menjenguk ibuku di rumah masa kecilku.

    B

    Ibu merupakan sosok istri yang tidak bisa lepas dari bayang-bayang almarhum suami, yaitu ayahku. Aku dan suamiku mengkhawatirkan kesehatan ibu yang semakin memburuk, namun ibu tetap kekeh ingin tetap tinggal di rumah itu. Aku menyayangi ibuku terlepas dari kejadian tidak enak di masa lalu.

    C

    Aku sudah sering mengajak ibu untuk tinggal bersamaku dan suamiku, namun ibu selalu menolaknya dengan alasan masih ingin mengenang ayah di rumah ini selamanya. Meski aku memedulikan ibu, namun bara di hatiku karena perlakuan ibu di masa lalu masih menyala setiap aku melihat ibu.

    D

    Mas Budi dan aku sudah berulang kali mencoba membujuk ibu untuk tinggal bersama kami, namun sia-sia. Bahkan Mas Budi sering menjenguk ibu setiap ada keperluan pekerjaan di kota yang dekat dari rumah ibu, namun ibu tetap menolak tinggal bersama kami karena ibu masih terbayang sosok almarhum ayah.

    Pembahasan:

    Ringkasan merupakan penyajian kembali sebuah cerita dalam bentuk yang lebih ringkas dan padat tanpa menghilangkan pokok-pokok dari cerita tersebut. Cara membuat ringkasan sebuah cerpen adalah dengan mengambil hal-hal pokok atau hal-hal yang penting dari cerpen tersebut dan menggabungkan inti tersebut menjadi satu paragraf.

    Ada beberapa hal pokok yang diketahui dari penggalan cerpen di atas, di antaranya adalah:

    1. Tokoh Ibu merupakan janda dan sudah sering diajak tinggal bersama tokoh Aku namun ditolak.
    2. Tokoh Aku masih memiliki rasa sakit hati kepada tokoh Ibu dikarenakan perlakuan Ibu yang semena-mena di masa lalu.

    Dari pokok-pokok di atas, dapat diketahui pilihan jawaban yang mengandung pokok-pokok tersebut dan merupakan ringkasan yang tepat adalah

    Aku sudah sering mengajak ibu untuk tinggal bersamaku dan suamiku, namun ibu selalu menolaknya dengan alasan masih ingin mengenang ayah di rumah ini selamanya. Meski aku memedulikan ibu, namun bara di hatiku karena perlakuan ibu di masa lalu masih menyala setiap aku melihat ibu.

    10.

    Cermati penggalan cerpen berikut!

    Kata ibuku, pagi adalah hari yang paling dinantikan banyak orang di dunia. Tapi, aku dan teman-temanku di sini sepakat, kami benci pagi. Karena di waktu pagi, kami harus berpisah dengan ibu-ibu kami. Berpisah dengan orang yang paling kami sayangi.

    Teman-temanku selalu menantikan waktu sore tiba. Atau, kata Mbak Ratih, waktu senja. Tapi, kami lebih suka menyebut sore saja. Kami tak begitu sering mendengar orang mengucapkan kata senja. Di waktu pergantian cerah dan gelap itulah, kami bersukaria. Karena, ada sepasang tangan cantik yang menggendong kami dan membawa kami kembali ke rumah.

    Kadang, saking tak sabarnya menunggu dijemput ibu, aku menangis. Seperti sore ini. Mbak Ratih pun selalu tahu apa yang harus dilakukan. Ia memberiku mainan dan permen agar air mataku tak jatuh lagi.

    Tapi, aku tetap menangis. Aku berjanji pada diriku sendiri akan menghentikan tangisanku jika ibu sudah menjemputku. Kupandangi terus pintu ruangan yang berwarna-warni dan ada berbagai lukisan-lukisan dan gambar-gambar lucu itu. Ibu belum juga datang.

    Ibu mengatakan, sayang sekali padaku setiap waktu. Katanya, aku anak paling ganteng sedunia. Berkulit putih, berambut lurus, dan calon pilot yang menerbangkan pesawat yang amat besar. Tapi, kenapa setiap hari ia meninggalkanku dan menitipkanku di tempat ini? Walaupun tempat ini lebih indah daripada rumahku, tapi akan lebih indah jika bersama ibu saja, bukan bersama Mbak Ratih.

    Ibuku bekerja di bank. Kata ibu, ia bekerja untuk membelikanku mainan yang banyak, permen, dan cokelat kesukaanku. Aku senang sekali mendengar itu.

    (Dikutip dari cerpen berjudul "Setelah Dibawa ke Ruangan Besar" oleh Wildan Pradistya Putra)

    Ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen di atas adalah ...

    A

    Aku membenci penitipan anak ini. Aku merasa bukan menjadi anak-anak lagi. Aku hanya ingin melihat ibuku setiap hari tanpa jeda. Aku tidak suka harus terpisah dari ibuku.

    B

    Aku sangat menyukai permen dan cokelat yang selalu dibelikan ibuku ketika ia pulang dari bekerja. Kebosananku berada di rumah seharian terbayar ketika melihat ibu pulang.

    C

    Seorang anak yang setiap hari menghabiskan waktu bersama ibunya karena ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Anak tersebut memiliki pembantu bernama Mbak Ratih dan ia tidak suka menghabiskan waktu bersama Mbak Ratih.

    D

    Aku lebih suka menghabiskan waktu bersama ibuku daripada berada di tempat penitipan ini. Maka dari itu, aku dan teman-temanku lebih suka waktu sore hari, karena pada saat itu, orang tua kami akan menjemput kami dari tempat ini.

    Pembahasan:

    Ringkasan merupakan penyajian kembali sebuah cerita dalam bentuk yang lebih ringkas dan padat tanpa menghilangkan pokok-pokok dari cerita tersebut. Cara membuat ringkasan sebuah cerpen adalah dengan mengambil hal-hal pokok atau hal-hal yang penting dari cerpen tersebut dan menggabungkan inti tersebut menjadi satu paragraf.

    Ada beberapa hal pokok yang bisa kita ambil dari penggalan cerpen di atas, antara lain:

    1. Tokoh Aku adalah seorang anak.
    2. Cerita tersebut menggambarkan sudut pandang dari seorang anak yang dititipkan ke tempat penitipan anak. Tokoh Aku merupakan tokoh yang sangat suka menghabiskan waktu bersama ibunya.
    3. Tokoh Aku dan teman-temannya sangat menyukai waktu sore hari karena saat itulah mereka kembali bersama orang tua mereka.

    Dari beberapa hal pokok tersebut, dapat diketahui bahwa ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen tersebut adalah

    Aku lebih suka menghabiskan waktu bersama ibuku daripada berada di tempat penitipan ini. Maka dari itu, aku dan teman-temanku lebih suka waktu sore hari, karena pada saat itu, orang tua kami akan menjemput kami dari tempat ini.

    Daftar dan dapatkan akses ke puluhan ribu soal lainnya!

    Buat Akun Gratis