Perhatikan gambar berikut!
Sampah kertas sebaiknya dibuang dalam tong sampah nomor ....
A
satu
B
dua
C
empat
Pembahasan:
Sampah adalah barang yang sudah dipakai dan tidak digunakan lagi. Sampah terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sampah kertas, sampah plastik, sampah organik, dan sampah kaca.
Sampah sebaiknya dibuang di tong sampah yang sesuai dengan jenis sampahnya. Tujuannya adalah agar sampah lebih mudah diolah kembali.
Tong sampah nomor satu merupakan tong sampah untuk menampung sampah kertas, seperti koran, kardus, dan kemasan dari kertas.
Jadi, sampah kertas sebaiknya dibuang dalam tong sampah nomor 1.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.786 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bagi sebagian orang, matematika merupakan pelajaran yang sulit. Banyak yang tidak suka dengan pelajaran matematika. (1) Hal tersebut biasanya dialami oleh anak-anak yang menyukai pelajaran ilmu sosial dan anak-anak yang menyukai pelajaran yang mudah. (2) Tetapi hal ini tidak berlaku bagi bocah jenius asal Medan yang bernama Petra Jheremy.
(3) Petra adalah bocah yang mempunyai otak seperti kalkulator. Dilansir dari Youtube Trans7 Official pada acara Hitam Putih, saat ditanya, Petra mengaku telah menyukai matematika dan belajar berhitung cepat sejak usia 6 tahun. (4) Dalam pelajaran yang melibatkan hitung-menghitung, Petra selalu menjadi juara kelas. Kemampuan menghitungnya jauh berada di atas rata-rata anak seusianya.
Dalam kutipan cerita di atas, kalimat yang mengandung majas yaitu ....
Yang merupakan faktorisasi bentuk aljabar 2x + 2y adalah ….
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Cermati pidato berikut!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Bapak Ibu Wali Murid sekalian,
Dan anak-anak yang saya banggakan,
Pertama-tama, izinkanlah saya untuk menyampaikan gagasan dan pesan terkait dengan kenakalan remaja yang semakin marak di tengah perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini. Di tengah gempuran perkembangan teknologi dan komunikasi, banyak anak-anak muda yang sukses dalam meniti kehidupan dan prestasi. Namun, di balik itu tidak sedikit juga yang terjerumus ke dalam kenakalan remaja seperti pergaulan dan sosial yang salah.
Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato tersebut yang tepat adalah ...
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Seorang remaja asal Thailand yang tinggal di timur laut Provinsi Kalasin sedang menjadi buah bibir. Remaja tersebut menjadi buah bibir lantaran menjual lukisannya, mayoritas bergambar pemadangan desa, untuk memenuhi tanggungan biaya kuliahnya.
Remaja bernama Krittamet Saisaen, atau yang akrab disapa Earth tersebut bercita-cita menjadi seorang arsitek. Remaja berusia 18 tahun tersebut mengenang kesukaanya melukis pertama kali, yaitu ketika menemani ibunya saat dirawat di rumah sakit. Hobi menggambarnya memang sudah dimulai sejak ia masih kecil. Oleh karena itu, ia sangat berkeinginan menjadi seorang arsitek yang ahli mendesain bangunan.
Earth ingin mendaftar kuliah di Arsom Silp Institute of The Arts, Bangkok. Namun, biaya yang harus ia bayar untuk bisa menempuh kuliah di sana sebesar 60 ribu baht atau lebih dari 27 juta untuk satu semesternya. Untuk meraih gelar sarjana, ia harus menyelesaikan 10 semester atau memerlukan biaya sekitar 270 juta. Biaya kuliah yang sangat tinggi tersebut tak mampu ia penuhi. Apalagi orangtua Earth sudah tidak ada. Ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya meninggalkannya beserta adiknya.
Earth tak patah semangat. Ia berharap bisa mendapatkan uang dengan menjual lukisannya. Ia menjual lukisannya kepada tetangga dengan harga 20 sampai 50 baht, atau sekitar 10 ribu sampai 23 ribu rupiah. Meskipun dibayar sedikit, ia tak patah semangat. Ia terus memoles keterampilannya lewat guru seninya dan video tutorial di Youtube.
Kehidupan Earth membaik setelah kisahnya tersebar di berbagai media sosial. Akibat hal tersebut, ia kemudian kebanjiran pesanan membuat lukisan. Pesanan lukisan tersebut dibayar dengan harga 1000 sampai 2000 bath.
Kerja keras Earth mengasah keterampilan dan gigih menjual lukisan akhirnya menuai hasil. Earth menjadi bukti sebagai anak muda yang berjuang meraih cita-citanya meskipun banyak halangan. Dari penghasilan yang ia dapatkan tersebut ia juga bercita-cita membangun pondok ramah lingkungan untuk mengajari anak-anak melukis.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Gagasan pokok paragraf ketiga cerita inspiratif di atas adalah ...