1.
Majas yang menjadikan benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti makhluk hidup adalah ….
Pembahasan:
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan pesan dengan kiasan. Majas dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut.
- Simile adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda. Biasanya, ditandai dengan kata seperti, bak, atau bagai.
- Metafora adalah majas yang menggunakan objek lain yang bersifat sama untuk mengungkapkan pesan. Contohnya, matahari digantikan dengan ungkapan raja siang.
- Personifikasi adalah majas yang menjadikan benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti makhluk hidup. Contohnya, daun melambai-lambai memanggilku.
- Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebih-lebihan. Contohnya, perasaanku teriris-iris melihat kesedihannya.
Jadi, majas yang menjadikan benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti makhluk hidup adalah personifikasi.
2.
Puisi tersebut diambil dari ....
Pembahasan:
Untuk mengetahui asal puisi tersebut diambil, kita dapat mengamati keterangan yang terletak di bawah teks puisi tersebut, yaitu
(Puisi karya Wiyatmi dalam buku kumpulan puisi Suara dari Balik Kabut)
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa puisi tersebut diambil dari buku kumpulan puisi.
3.
Puisi diubah menjadi prosa dengan tujuan ....
Pembahasan:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan prosa adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi). Puisi dapat diubah menjadi prosa dengan tujuan agar lebih mudah memahami isi puisi.
Hal yang membedakan puisi dan prosa adalah:
- bahasa dalam puisi bersifat padat dan mempunyai makna yang kuat,
- bahasa dalam prosa lengkap dan jelas.
4.
Hal yang harus diperhatikan ketika mengubah puisi menjadi prosa adalah ....
Pembahasan:
Salah satu cara untuk memahami makna puisi adalah dengan mengubahnya menjadi prosa. Pengubahan bentuk tersebut dinamakan parafrasa. Bahasa puisi bersifat padat dan memiliki makna yang kuat. Pada puisi ada kata dan tanda baca yang sengaja dihilangkan. Ketika puisi diubah menjadi prosa, kata dan tanda baca yang hilang dituliskan kembali. Setiap bait kemudian dirangkai menjadi paragraf yang lengkap dan jelas. Dengan demikian, makna puisi dapat lebih mudah dipahami.
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh rima, lirik, bait, dan sebagainya. Hal yang harus diperhatikan ketika mengubah puisi menjadi prosa adalah makna dan isi keduanya tetap sama. Pada prosa, kita boleh menambahkan kata dan tanda baca agar menjadi paragraf yang padu dan lengkap. Kita pun diperbolehkan mengganti kata pada puisi dengan kata yang lebih mudah dipahami. Akan tetapi, makna atau isi dari puisi tidak boleh diubah.
5.
Bacalah puisi berikut dengan cermat.
Bulan bertengger indah di langit gelap
Bintang bertabur cerah menebar kerlipan
Sementara angin berhembus pelan membelai
Bercampur dengan hangatnya sengatan api unggun
Judul yang sesuai dengan puisi tersebut adalah ….
Pembahasan:
Judul adalah nama yang yang dipakai untuk menggambarkan isi puisi. Cara menentukan judul puisi adalah dengan membaca keseluruhan puisinya terlebih dahulu.
Puisi tersebut bercerita tentang suasana malam. Suasana malam tergambarkan melalui baris pertama dan kedua.
Bulan bertengger indah di langit gelap
Bintang bertabur cerah menebar kerlipan
Bulan dan bintang hanya terlihat pada malam hari. Oleh karena itu, judul yang sesuai dengan puisi tersebut adalah Keindahan Malam.
6.
Taman Bunga
Oh taman bungaku
Bersemilah sepanjang waktu
Jangan pernah layu
Jangan lupa berkembang
Oh angin
Jangan kau sapu taman bungaku
Biarkan ia mekar
Menebar harum
(Karya: Fadilah Rahmayani, dalam Majalah Bobo Edisi 40-45 tahun 2016)
Baris yang dicetak tebal berisi tentang harapan pengarang agar ....
Pembahasan:
Puisi di atas berisi tentang kekaguman dan harapan pengarang terhadap taman bunga miliknya. Bait pertama berisi harapan pengarang agar taman bunganya tidak layu dan terus berkembang. Sementara baris yang dicetak tebal berisi harapan pengarang agar taman bunganya tidak rusak karena angin kencang (Oh angin; Jangan kau sapu taman bungaku).
7.
Parafrasa bait pertama puisi tersebut adalah ...
Pembahasan:
Parafrasa adalah pengungkapan atau penguraian kembali sebuah teks menjadi bentuk susunan kata yang lain. Pengubahan susunan kata ini bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi yang terdapat di dalam teks.
Cara untuk membuat parafrasa dari sebuah puisi adalah dengan menguraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri. Selain itu, kita dapat menambah atau mengurangi kata untuk membuat larik puisi tersebut menjadi lebih mudah dipahami.
Bentuk parafrasa bait pertama puisi di atas dapat digambarkan seperti berikut.
(virus korona ibarat) sihir medusa,
(yang menimbulkan korban jiwa di mana pun),
(hingga jutaan nyawa menjadi korban).
(rumah menjadi terasa seperti penjara),
(akan tetapi banyak orang masih keluar rumah),
(pemerintah mengimbau masyarakat untuk berada di rumah, tetapi banyak orang masih berkeliaran).
Bentuk parafrasa tersebut apabila digabung akan menjadi
Virus korona ibarat sihir Medusa yang dapat menimbulkan korban jiwa di mana pun ia berada. Virus korona telah menelan jutaan nyawa sebagai korban. Rumah menjadi terasa seperti penjara karena pemerintah mengimbau masyarakat untuk berada di rumah. Akan tetapi, banyak orang yang masih berkeliaran di luar rumah meskipun sudah ada imbauan.
8.
Kosong
Warna temaram
Hamparan bintang
Aroma langit
Dan gelap bulan
(Karya Adina Salma dalam Mutiara Tiga Penjuru)
Makna kata temaram pada bait puisi tersebut adalah ….
Pembahasan:
Untuk mengetahui makna kata temaram dalam puisi tersebut, kita cermati dua hal berikut.
- makna kata yang dimaksud
- kaitan kata temaram dengan peristiwa di bait puisi tersebut
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata temaran bermakna ‘remang-remang’.
Dalam puisi tersebut, kata temaram digunakan untuk menggambarkan suasana langit malam. Oleh karena itu, kata temaram bermakna agak gelap.
9.
Balerina
Oh balerina-balerina sejati
Menari balet dengan lincah
Pasti sangat tekun berlatih
Mengasah diri menjadi terampil
(Karya: Sofyana Il-Liyin, dalam Majalah Bobo Edisi 40-45 tahun 2016)
Parafrasa yang tepat dari penggalan puisi di atas adalah ...
Pembahasan:
Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Sementara prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat dengan aturan, seperti rima, larik atau baris, bait, dan sebagainya. Bahasa pada puisi bersifat padat dan memiliki makna yang kuat. Oleh karena itu, pada puisi terdapat kata atau tanda baca yang sengaja dihilangkan.
Memparafrasakan puisi berarti mengubah bentuk puisi menjadi paragraf yang jelas dan lengkap, tanpa mengubah makna puisi. Caranya adalah dengan menambahkan kata dan tanda baca agar menjadi kalimat yang utuh dan padu satu sama lain. Kata-kata kiasan atau majas pun dideskripsikan terlebih dahulu agar lebih mudah dipahami. Parafrasa yang baik adalah yang mencakup seluruh isi puisi dan sesuai dengan isi puisi.
Parafrasa yang tepat dari penggalan puisi di atas sebagai berikut:
Balerina-balerina sejati selalu menari dengan lincah. Mereka pasti sangat tekun berlatih untuk mengasah diri menjadi terampil.
Memparafrasakan puisi tidak boleh mengubah maknanya. Prosa berikut tidak tepat karena mengubah makna puisi dengan mengurangi, menambahkan, atau mengganti kalimat (ditandai dengan huruf miring):
- Balerina-balerina sejati selalu menari dengan lincah. Mereka berlatih agar menjadi juara di perlombaan.
- Balerina-balerina sejati selalu menari dengan lincah. Mereka tekun berlatih dari pagi hingga malam.
- Balerina-balerina sejati selalu menari dengan lincah. Mereka pasti sangat tekun berlatih, mengasah diri menjadi terampil, dan mengikuti berbagai macam perlombaan.
10.
Bundaku
Kau adalah wanita mulia
Orang yang pantang menyerah
Kau telah melahirkan kami
Bertaruh nyawa untuk kami
Kau selalu bercahaya di mata kami
Seperti bintang di malam hari
Seperti matahari di pagi hari
Seperti pelangi warna-warni
(Karya: Angela Eva Alvariani, dalam Majalah Bobo Edisi 40-45 tahun 2016)
Parafrasa yang tepat dari penggalan puisi di atas adalah ...
Pembahasan:
Memparafrasakan puisi berarti mengubah bentuk puisi menjadi paragraf yang jelas dan lengkap, tanpa mengubah makna puisi. Caranya adalah dengan menambahkan kata dan tanda baca agar menjadi kalimat yang utuh dan padu satu sama lain. Kata-kata kiasan atau majas pun dideskripsikan terlebih dahulu agar lebih mudah dipahami. Parafrasa yang baik adalah yang mencakup seluruh isi puisi dan sesuai dengan isi puisi.
Parafrasa yang tepat dari penggalan puisi di atas sebagai berikut:
Bunda adalah wanita yang mulia dan pantang menyerah. Bunda telah melahirkan kami dengan bertaruh nyawa. Di mata kami, bunda selalu bercahaya seperti bintang di malam hari, matahari di pagi hari, dan pelangi yang warna-warni.
Memparafrasakan puisi tidak boleh mengubah maknanya. Prosa berikut tidak tepat karena mengubah makna puisi dengan mengurangi, menambahkan, atau mengganti dengan kata/kalimat yang baru (ditandai dengan huruf miring):
- Bunda, kau adalah wanita yang mulia dan tak pernah menyerah. Bunda telah mengandung kami dengan susah payah. Bunda bagaikan cahaya bintang di malam hari, matahari di pagi hari, dan pelangi yang warna-warni.
- Kami memiliki bunda, seorang wanita mulia. Bunda tidak pernah menyerah melahirkan kami meskipun harus kehilangan nyawa. Bunda adalah cahaya bintang, cahaya matahari, dan pelangi bagi kami.
- Bunda kami adalah wanita yang paling mulia dan pantang menyerah. Bundalah yang melahirkan kami. (dengan bertaruh nyawa) Bunda adalah cahaya bagi kehidupan kami. (seperti bintang di malam hari, matahari di pagi hari, dan pelangi yang warna-warni).