Bacalah pengggalan cerpen berikut!
Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena di balik tanjakan itulah rumahnya.
Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti, dan termangu. Dibayangkannya istrinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.
(sumber: Senyum Karyamin, oleh Ahmad Tohari http://ztaftazani.blogspot.com/2017/07/cerpen-senyum-karyamin-karya-ahmad.html)
Kalimat yang dicetak miring dalam penggalan cerpen tersebut mengandung majas ....
A
hiperbola
B
personifikasi
C
metafora
D
asosiasi
Pembahasan:
Majas asosiasi atau majas perumpamaan adalah majas yang membandingkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya karena persamaan sifat. Ciri khas dari majas ini adalah menggunakan kata ibarat, seolah, seperti, seakan, seolah-olah.
Perhatikan kalimat yang dicetak miring dalam teks:
Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah.
Kalimat tersebut menggunakan majas asosiasi karena membandingkan perasaan di lidah yang terkena salak mentah dengan perasaan di lidah jika terkena air tuba. Air tuba berasal dari pohon tuba yang memiliki rasa pahit dan biasanya digunakan untuk racun. Sedangkan buah salak yang masih mentah memiliki rasa sangat pahit. Sehingga, kalimat tersebut mengandung arti "lidahnya merasakan pahit."
Jadi jawaban yang tepat adalah majas asosiasi.
Arti majas-majas yang lain:
- Majas hiperbola adalah sebuah gaya bahasa dimana menyatakan sesuatu dengan cara yang berlebihan. Contoh: Tangisannya mengalir menganak sungai. (Artinya: tangisannya cukup banyak.)
- Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang mengumpamakan sebuah benda seolah-olah memiliki perasaan dan sifat seperti manusia. Contoh: Sepeda motor itu berlari kencang mengikuti mobil di depannya.
- Majas metafora adalah gaya bahasa/majas yang menggambarkan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang hampir sama atau bahkan sama. Contoh: Dewi malam tidak lagi menampakkan diri. (Dewi malam berarti bulan.)
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.707 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Salah satu unsur kebahasaan dalam cerita inspiratif adalah menggunakan majas perumpamaan. Yang dimaksud dengan majas perumpamaan adalah ....
Hasil dari
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Cermati hal-hal berikut!
- Salam penutup
- Salam pembuka
- Isi pidato
- Ucapan sapaan
- Ucapan terima kasih
- Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Harapan-harapan dan permohonan maaf
Urutan di atas agar menjadi kerangka pidato persuasif yang tepat adalah ...
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Tokoh utama dalam cerita di atas adalah ....
Bacalah pengggalan cerpen berikut!
Dilihatnya juga buah salak berceceran di tanah di sekitar pohonnya. Karyamin memungut sebuah, digigit, lalu dilemparkannya jauh-jauh. Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah. Dan Karyamin terus berjalan. Telinganya mendenging ketika Karyamin harus menempuh sebuah tanjakan. Tetapi tak mengapa, karena di balik tanjakan itulah rumahnya.
Sebelum habis mendaki tanjakan, Karyamin mendadak berhenti. Dia melihat dua buah sepeda jengki diparkir di halaman rumahnya. Denging dalam telinganya terdengar semakin nyaring. Kunang-kunang di matanya pun semakin banyak. Maka Karyamin sungguh-sungguh berhenti, dan termangu. Dibayangkannya istrinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin tahu, istrinya tidak mampu membayar kewajibannya hari ini, hari esok, hari lusa, dan entah hingga kapan, seperti entah kapan datangnya tengkulak yang telah setengah bulan membawa batunya.
(sumber: Senyum Karyamin, oleh Ahmad Tohari http://ztaftazani.blogspot.com/2017/07/cerpen-senyum-karyamin-karya-ahmad.html)
Kalimat yang dicetak miring dalam penggalan cerpen tersebut mengandung majas ....
A
hiperbola
B
personifikasi
C
metafora
D
asosiasi
Pembahasan:
Majas asosiasi atau majas perumpamaan adalah majas yang membandingkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya karena persamaan sifat. Ciri khas dari majas ini adalah menggunakan kata ibarat, seolah, seperti, seakan, seolah-olah.
Perhatikan kalimat yang dicetak miring dalam teks:
Lidahnya seakan terkena air tuba oleh rasa buah salak yang masih mentah.
Kalimat tersebut menggunakan majas asosiasi karena membandingkan perasaan di lidah yang terkena salak mentah dengan perasaan di lidah jika terkena air tuba. Air tuba berasal dari pohon tuba yang memiliki rasa pahit dan biasanya digunakan untuk racun. Sedangkan buah salak yang masih mentah memiliki rasa sangat pahit. Sehingga, kalimat tersebut mengandung arti "lidahnya merasakan pahit."
Jadi jawaban yang tepat adalah majas asosiasi.
Arti majas-majas yang lain:
- Majas hiperbola adalah sebuah gaya bahasa dimana menyatakan sesuatu dengan cara yang berlebihan. Contoh: Tangisannya mengalir menganak sungai. (Artinya: tangisannya cukup banyak.)
- Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang mengumpamakan sebuah benda seolah-olah memiliki perasaan dan sifat seperti manusia. Contoh: Sepeda motor itu berlari kencang mengikuti mobil di depannya.
- Majas metafora adalah gaya bahasa/majas yang menggambarkan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang hampir sama atau bahkan sama. Contoh: Dewi malam tidak lagi menampakkan diri. (Dewi malam berarti bulan.)
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.707 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Salah satu unsur kebahasaan dalam cerita inspiratif adalah menggunakan majas perumpamaan. Yang dimaksud dengan majas perumpamaan adalah ....
Hasil dari
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Cermati hal-hal berikut!
- Salam penutup
- Salam pembuka
- Isi pidato
- Ucapan sapaan
- Ucapan terima kasih
- Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Harapan-harapan dan permohonan maaf
Urutan di atas agar menjadi kerangka pidato persuasif yang tepat adalah ...
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Tokoh utama dalam cerita di atas adalah ....