Latihan Bahasa Indonesia Kelas VI Buku Sejarah
# 2
Pilgan

Bacalah dengan seksama teks berikut!

Pertempuran Surabaya

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Ada pihak-pihak yang masih belum mengakui kedaulatan Indonesia. Belanda bahkan kembali datang dengan membonceng sekutu dan berniat menjajah kembali Indonesia. Hal ini tentu mengundang berbagai reaksi dari masyarakat Indonesia.

Pada tanggal 25 Oktober 1945, tentara sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jendral Mallaby mendarat di Tanjung Perak, Surabaya. Kedatangan tentara sekutu diikuti oleh NICA. Mula-mula, tentara NICA melancarkan hasutan hingga menimbulkan kekacauan di Surabaya. Hal tersebut menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya dengan tentara sekutu.

Kemudian pada tanggal 28–31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat. Ketika sudah terdesak, tentara sekutu mengusulkan perdamaian. Tentara sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk mengadakan gencatan senjata di Surabaya. Namun, tentara sekutu tidak menghormati gencatan senjata. Dalam insiden antara rakyat Surabaya dan tentara sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh.

Letnan Jendral Christison, panglima sekutu di Indonesia, meminta kepada pemerintah Indonesia menyerahkan orang-orang yang dicurigai membunuh Brigjen Mallaby. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh yang memerintahkan rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjatanya paling lambat tanggal 9 November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila ultimatum tersebut tidak dilaksanakan, kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara.

Gubernur Suryo, diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk menentukan kebijaksanaannya. Beliau bermusyawarah dengan pimpinan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan para pemimpin perjuangan rakyat di Surabaya. Hasil musyawarah tersebut adalah rakyat Surabaya menolak ultimatum dan siap melawan ancaman sekutu. Akibatnya, pada tanggal 10 November 1945 pukul 06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun udara. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada tentara sekutu. Dengan pekik “Allahu Akbar”, Bung Tomo membakar semangat rakyat. Dalam pertempuran yang berlangsung sampai awal Desember itu, gugur beribu-ribu pejuang Indonesia.


Tokoh yang memimpin dan membakar semangat rakyat Surabaya untuk berjuang melawan sekutu adalah ....

A

Soekarno

B

Sutomo

C

Supriyadi

D

Suparman

Pembahasan:

Tokoh yang memimpin dan membakar semangat rakyat Surabaya untuk berjuang melawan sekutu adalah Sutomo atau Bung Tomo. Informasi ini terdapat pada paragraf kelima dalam kalimat berikut: Dengan pekik “Allahu Akbar”, Bung Tomo membakar semangat rakyat.