Bank Soal IPS SD Kerajaan Buddha dan Peninggalannya

Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M dan berpusat di muara Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputeradewa sekitar abad ke-9. Pada abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran setelah diserang oleh Raja Colamandala dari India Selatan. Sejak saat itu, Kerajaan Sriwijaya tenggelam dan mendapat serangan lain, misalnya serangan dari Kerajaan Singasari dan Kerajaan Majapahit.

Peninggalan Sriwijaya yang berupa prasasti meliputi:

1. Prasasti Kota Kapur, ditemukan pada 1892 oleh J.k Van de Meulen di Pulau Bangka bagian barat. Ditulis dengan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa. Isinya menceritakan kutukan untuk orang yang melanggar maupun melawan titah Raja Sriwijaya
2. Prasasti Ligor, ditemukan di Nakhon Si Thammarat, Thailand Selatan yang memiliki 2 sisi pahatan dan disebut Ligor A-Ligor B. Ligor A berisi bahwa raja Sriwijaya adalah raja dari seluruh raja yang mendirikan Trisamaya Caitya. Ligor B menceritakan tentang nama Visnu yang bergelar Sri Maharaja dari keluarga Sailendravamsayang berarti pembunuh musuh sombong sampai tak tersisa
3. Prasasti Kedukan Bukit, ditemukan pada 29 November 1920 di kelurahan 35 Ilir, Palembang. Prasasti ini menceritakan tentang utusan Sriwijaya, Sri Dapunta Hyang yang berlayar dengan 2000 pasukan dan berhasil menaklukkan daerah-daerah yang disinggahinya.
4. Prasasti Talang Tuo, ditemukan di Kaki Bukit Seguntang, tepi bagian utara Sungai Musi pada 17 November 1920. Prasasti ini berisi tentang doa dedikasi yang menceritakan aliran Budha yang berkembang di Sriwijaya adalah Budha Mahayana.

Melihat deskripsi di atas, berdasarkan lokasi penemuan dan isinya, maka jawabannya adalah Prasasti Kota Kapur.