Michael Jordan, Berjualan Kaus Bekas saat Kecil

Michael Jordan terlahir dalam keluarga berkulit hitam di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia memiliki empat saudara dan upah ayahnya hanya sedikit sehingga tidak cukup untuk menafkahi keluarganya. Sejak kecil, ia hidup dengan merasakan diskriminasi dan tak ada harapan pada masa depannya.

Saat Jordan berusia 13 tahun, ayahnya menyuruh Jordan menjual sebuah kaus bekas seharga 2 dolar. Jordan yang merasa kaus tersebut seharusnya dijual seharga 1 dolar pun mengiyakan perintah ayahnya. Ia ingin membantu orang tuanya. Ia mencuci kaus tersebut hingga bersih. Kemudian, ia melicinkannya dengan cara meratakan kaus menggunakan sikat di atas papan datar, lalu menjemurnya. Keesokan harinya, ia menjajakannya di stasiun bawah tanah yang ramai. Setelah lebih dari 6 jam, akhirnya ia mampu menjual kaus tersebut dengan harga 2 dolar. Sejak itu, ia setiap hari mencari kaus bekas untuk dirapikannya kembali dan dijual di keramaian seharga 2 dolar.

Beberapa hari kemudian, ayahnya kembali menyuruhnya menjual sepotong kaus bekas seharga 20 dolar. Jordan sempat meragukan kemampuannya untuk bisa menjual kaus itu karena biasanya ia hanya menjualnya seharga 2 dolar. Ia lalu mendapatkan sebuah ide. Ia meminta bantuan sepupunya yang belajar melukis untuk menggambarkan karakter Donald Bebek yang lucu dan Mickey Mouse yang nakal pada kaus itu. Kemudian, ia menjajakan kaus itu di sebuah sekolah anak orang kaya. Tidak lama kemudian, seorang pengurus rumah tangga yang menjemput anak majikannya membeli kaus itu untuk anak majikannya. Anak majikannya sangat menyukai kausnya sehingga pengurus rumah tangga tersebut memberikan tip 5 dolar. Jordan pun berhasil mendapat 25 dolar, setara dengan gaji ayahnya satu bulan.

Sukses menjual kaus bekas seharga 25 dolar, sang ayah menyuruh Jordan menjual kaus bekas dengan harga yang lebih mahal lagi, yaitu 200 dolar. Selama berhari-hari hingga berminggu-minggu, ia mencoba menjual kausnya seharga 200 dolar, tetapi tetap juga tidak membuahkan hasil. Akhirnya, tepat dua bulan kemudian, ia sukses menjual kaus tersebut seharga 1.200 dolar. Bagaimana bisa?

Selama dua bulan, ia memutar otak untuk mencari cara menjual kaus. Pada saat itu, kebetulan, seorang aktris film populer "Charlie's Angels", Farah Fawcett, datang ke New York untuk melakukan promosi filmnya. Dengan otak cerdasnya, Jordan berpikir cepat dan nekat menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi Farah Fawcett. Ia pun sukses mendapatkan tanda tangan artis tersebut. Ia lalu melelang kaus bertanda tangan itu. Akhirnya, ia pun berhasil menjualnya dengan harga 1.200 dolar kepada seorang pengusaha.

Kegigihan Jordan membuat ayahnya terharu. Ia tidak menyangka bahwa anaknya mampu melakukan tantangan darinya. Ayahnya ingin memberikan pelajaran kepada Jordan bahwa sehelai kaus bekas yang bernilai 1 dolar bisa ditingkatkan nilainya. Manusia yang hidup pasti bisa mendayagunakan potensi yang ada dalam dirinya.

(Dikutip dari berbagai sumber)