Bank Soal Bahasa Indonesia SMP Identifikasi Unsur Cerita Pendek

Soal

Pilgan

Bacalah penggalan cerpen berikut!

Seingatku sebelum keputusanku pergi jauh, batu itu masih tegun di bawah pohon akasia yang rindang. Batu itu tempatku bertapa dulu, ukurannya sebesar perut gajah dewasa dan berwarna hitam legam. Di batu itu pula dulu aku selalu bercakap dengan langit Sumenep saat malam hari ketika kerap lintasan meteor mengerjap dengan sulur cahaya yang mengerjap.

Kini aku ingin mencarinya lagi meski kabar tentangku terlalu pahit di bibir masyarakat Madura. Mereka menganggapku telah mati. Padahal beberapa abad yang lalu, aku cuma bepergian keluar pulau untuk suatu hal yang perlu kau tahu. Tapi ini salahku, dulu tidak pamit dan mengabarkan kepergianku. Aku datang lagi tanah Madura, masih dengan pakaianku yang warna hitam dan ia adalah laut yang dalam yang menyimpan berjuta ikan yang jarang diketahui siapa pun. Dan celuritku, hmm ... celuritku yang berkilau ini jangan dulu kau bayangkan sebagai pintu bencana, tajamnya tak pernah sedikit pun mengarah ke raga sembarangan. Menurut sejarah, setiap lelaki tulang rusuk kirinya hilang satu ruas karena dijadikan perempuan yang nantinya oleh Tuhan dijadikan jodoh lelaki itu. Karena rusuk kiriku tidak sama jumlahnya dengan rusuk kanan, maka aku ganti rusuk yang hilang itu dengan celurit ini.

Di sini masih tanah Bangkalan, samar-samar dari rerimbun pucuk salak yang meranau itu seperti kutemui kembali teman terbaikku si Khallil, dia adalah keturunan darah biru yang gigih berjuang demi umat. Keajaiban Tuhan selalu menyertainya di setiap dia melangkah di medan juang seperti halnya mukjizat yang terjadi bagi para nabi. Dia mendirikan pondok pesantren dan memiliki banyak santri, dan yang aku ingat santrinya adalah Hasyim Asy’ari dan Ahmad Dahlan. Ya, Khallil yang kini kau telah istirahat, dari pintu yang paling sunyi, kulihat para peziarah datang dan berdoa lalu menebar bunga, ada yang menangis. Entah apa artinya?

(Sumber: Sakera Belum Mati, oleh Misnama, dari 70 Antologi Cerpen 2017)

Kata-kata yang dicetak miring secara berturut-turut memiliki arti ....

A

orang yang berziarah, keturunan bangsawan

B

keturunan ningrat, orang yang berziarah

C

kunjungan ke makam, keturunan bangsawan

D

memiliki darah berwarna biru, orang yang berziarah

Pembahasan:

Kata-kata yang dicetak miring dalam teks yaitu darah biru dan peziarah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari:

  • Darah biru adalah keturunan bangsawan (ningrat),
  • Peziarah adalah orang yang berziarah.
Video
26 Mei 2022
Identifikasi Unsur Cerita Pendek | Bahasa Indonesia | Kelas IX
Rangkuman
15 Januari 2021
Bab 4 | Sudah Besar | Bahasa Indonesia | Kelas 4

Siswa

Ingin latihan soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Guru

Ingin akses bank soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Soal Populer Hari Ini

Cek Contoh Kuis Online

Kejar Kuis

Cek Contoh Bank Soal

Kejar Soal