Bank Soal Bahasa Indonesia SMA Identifikasi Struktur dan Kebahasaan Hikayat

Soal

Pilgan

Lihat Pembahasan

Perhatikan penggalan hikayat berikut.

Syahdan maka Maharaja Ajrang menyuruh kepada perdana menteri disuruhnya bikin satu perahu kecil dan tiada beberapa lamanya perahu itu pun jadi. Maka menteri menyerahkan kepada Cindabaya maka Cindaya mendukung mayat istrinya ke dalam perahu itu serta tangisnya dan ratapnya tiada berhenti lagi. Maka Cindabaya lalu beranyut di tenga laut menurutkan ombak dan harus. Maka kira-kira sampailah di tenga-tenga laut itu maka ada suara tiada rupa membilangkan Cindabaya serta bunyinya:

“Hai engkau yang terlalu sayang kepada istrimu coba-coba engkau bahagi engkau punya umur separu kepada istrimu barangkali dengan kuasa Tuhan bole hidup kembali.”

Maka Cindabaya mendengar suara yang demikian itu maka Cindabaya berpikir, “Coba-coba hambah bahagi hambah punya umur kepada istriku kalau-kalau dengan kuasa-Nya Tuhan bole hidup kembali.”

(Dikutip dari Hikayat Cindabaya)

Karakteristik yang menonjol pada penggalan hikayat tersebut adalah ….

A

kemustahilan

B

keajaiban

C

istanasentris

D

anonim

E

kesaktian

Pembahasan:

Hikayat merupakan salah satu jenis karya sastra lama. Hikayat memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

Kemustahilan - berupa hal-hal yang tidak bisa diterima nalar.
Kesaktian - biasanya ditunjukkan oleh kemampuan tokoh yang luar biasa.
Anonim - tidak diketahui siapa pengarang aslinya.
Istanasentris - berpusat pada kehidupan istana.

Karakteristik hikayat yang menonjol pada penggalan hikayat di atas adalah kemustahilan. Kemustahilan pada hikayat di atas ditunjukkan dalam kutipan berikut.

Maka kira-kira sampailah di tenga-tenga laut itu maka ada suara tiada rupa membilangkan Cindabaya serta bunyinya:

“Hai engkau yang terlalu sayang kepada istrimu coba-coba engkau bahagi engkau punya umur separu kepada istrimu barangkali dengan kuasa Tuhan bole hidup kembali.”

Maka Cindabaya mendengar suara yang demikian itu maka Cindabaya berpikir, “Coba-coba hambah bahagi hambah punya umur kepada istriku kalau-kalau dengan kuasa-Nya Tuhan bole hidup kembali.”

Dari kutipan tersebut, ada dua kemustahilan, yaitu ada suara tanpa ada yang orang berbicara dan membagi umur dengan orang lain.