Sejarah Kerajaan Singasari

Perhatikan teks berikut!

Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang terletak di sebelah timur Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur. Kerajaan Singasari berdiri sejak tahun 1222-1292 Masehi. Berdasarkan Prasasti Kudadu, nama resmi Kerajaan Singasari yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel dengan ibu kota bernama Kutaraja. Tahun 1253, nama ibu kota tersebut diubah menjadi Singasari.

Kerajaan Singasari terletak di sekitar lembah Sungai Brantas, rakyat Kerajaan Singasari menggantungkan kehidupan pada sektor pertanian. Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian, perdagangan juga menjadi sumber perekonomian Kerajaan Singasari.

Nama Singasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Mulanya, Tumapel bukan sebuah kerajaan, melainkan daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Menurut kitab Pararaton, wilayah Tumapel dipimpin oleh Tunggul Ametung yang memiliki istri bernama Ken Dedes. Pada tahun 1222 M, Tunggul Ametung mati dibunuh oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok dengan keris buatan Empu Gandring.

Keris buatan Empu Gandring ternyata membawa kutukan yang mengakibatkan anak keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung nantinya akan saling memperebutkan takhta Raja Singasari. Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok kemudian menikahi Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung anak Tunggul Ametung. Selain Ken Dedes, Ken Arok punya istri lain bernama Ken Umang.

Sejak membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes, Ken Arok menjadi penguasa baru Tumapel dan berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kerajaan Kadiri. Terjadilah peperangan sengit antara Tumapel melawan Kadiri. Tumapel di bawah pimpinan Ken Arok memenangkan perang tersebut yang kemudian mendeklarasikan diri sebagai raja pertama Kerajaan Tumapel dengan gelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi. Ken Arok memimpin Kerajaan Singasari dari tahun 1222 – 1247 Masehi.

Menurut Kitab Pararaton, nama-nama raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari setelah Ken Arok adalah Anusapati (1247-1249), Tohjaya (1249-1250), Wisnuwardhana (1250-1272), dan Kertanagara (1272-1292). Kerajaan Singasari mencapai masa keemasan saat dipimpin oleh Kertanegara. Di bawah kepemimpinan Kertanegara, kekuasaan Singasari mencapai seluruh Pulau Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Melayu, Semenanjung Malaka, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Kerajaan Singasari runtuh setelah Raja Kertanegara mati terbunuh dalam pertempuran melawan pasukan Jayakatwang, penguasa Kediri. 

(Diambil dari berbagai sumber)