Cermati penggalan cerpen di bawah ini!
“Aku saranin jangan budaya Indonesia deh soalnya kuno banget mending K-pop atau gak J-pop kan lagi hits tuh,” sahut Alfa memberikan usulan lain.
“Jangan gitu dong, Fa. Masa kamu anggap budaya sendiri kuno,” sanggahku menolak usulannya.
“Gue setuju tuh sama Alfa. Emang budaya negeri ini kuno mending yang lain dah,” jawab Anta.
“Karena itu kita harus membuat budaya kita lebih dikenal,” jawabku kesal.
“Budaya kita itu kuno makanya banyak orang malas buat mempelajarinya,” Alma ikut memberi sanggahan.
“Apa sih, kalian itu lahir di Indonesia masa gak ada rasa nasionalisme si?!” Rini ikut memberi pendapat.
“Mungkin kalau gue bisa milih, gue gak bakal mau lahir di Indonesia,” jawab Anta dan diangguki oleh Alma dan Alfa.
“Itu udah takdir Tuhan buat kalian lahir di Indonesia dan kalian lahir punya tujuan di sini!” jawabku dengan kesal.
“Stop!! Kenapa jadi melenceng si, kita voting aja kalau kaya gitu,” Riga mengeluarkan suara juga setelah memperhatikan kami beradu pendapat.
(Dikutip dari cerpen berjudul "Anak Bangsa" karya Kalimatus Sa'diyah)
Nilai kehidupan yang menonjol dalam penggalan cerpen tersebut adalah ....
A
nilai estetika
B
nilai moral
C
nilai religi
D
nilai budaya
Pembahasan:
Nilai kehidupan adalah nilai-nilai yang dimasukkan penulis ke dalam cerpen sehingga pembaca dapat mengambil pesan yang hendak disampaikan oleh penulis. Nilai kehidupan dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Nilai agama atau religi. Nilai ini berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya.
- Nilai moral. Nilai ini berkaitan dengan akhlak atau budi pekerti manusia.
- Nilai budaya. Nilai ini berkaitan dengan kebudayaan yang terdapat di sekitar manusia.
- Nilai sosial. Nilai ini berkaitan dengan hubungan antar manusia serta norma-norma yang terdapat di dalam masyarakat.
- Nilai politik. Nilai ini berkaitan dengan politis.
Apabila kita cermati penggalan teks tersebut, nilai yang menonjol adalah nilai budaya. Hal ini dikarenakan penggalan cerpen tersebut menceritakan tentang perdebatan antar tokoh mengenai budaya Indonesia yang kuno dan tidak menarik untuk dipelajari. Padahal, budaya adalah salah satu kekayaan Indonesia karena kebudayaan di Indonesia cukup beragam dan unik. Sebagai generasi penerus bangsa, seharusnya kita melestarikan kebudayaan Indonesia tersebut.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 44.129 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Bagian cerita inspiratif yang berisi amanat dan pesan-pesan positif yang bisa kita petik dari teks adalah ....
Hasil dari
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Cermati hal-hal berikut!
- Salam penutup
- Salam pembuka
- Isi pidato
- Ucapan sapaan
- Ucapan terima kasih
- Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Harapan-harapan dan permohonan maaf
Urutan di atas agar menjadi kerangka pidato persuasif yang tepat adalah ...
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Seorang remaja asal Thailand yang tinggal di timur laut Provinsi Kalasin sedang menjadi buah bibir. Remaja tersebut menjadi buah bibir lantaran menjual lukisannya, mayoritas bergambar pemadangan desa, untuk memenuhi tanggungan biaya kuliahnya.
Remaja bernama Krittamet Saisaen, atau yang akrab disapa Earth tersebut bercita-cita menjadi seorang arsitek. Remaja berusia 18 tahun tersebut mengenang kesukaanya melukis pertama kali, yaitu ketika menemani ibunya saat dirawat di rumah sakit. Hobi menggambarnya memang sudah dimulai sejak ia masih kecil. Oleh karena itu, ia sangat berkeinginan menjadi seorang arsitek yang ahli mendesain bangunan.
Earth ingin mendaftar kuliah di Arsom Silp Institute of The Arts, Bangkok. Namun, biaya yang harus ia bayar untuk bisa menempuh kuliah di sana sebesar 60 ribu baht atau lebih dari 27 juta untuk satu semesternya. Untuk meraih gelar sarjana, ia harus menyelesaikan 10 semester atau memerlukan biaya sekitar 270 juta. Biaya kuliah yang sangat tinggi tersebut tak mampu ia penuhi. Apalagi orangtua Earth sudah tidak ada. Ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya meninggalkannya beserta adiknya.
Earth tak patah semangat. Ia berharap bisa mendapatkan uang dengan menjual lukisannya. Ia menjual lukisannya kepada tetangga dengan harga 20 sampai 50 baht, atau sekitar 10 ribu sampai 23 ribu rupiah. Meskipun dibayar sedikit, ia tak patah semangat. Ia terus memoles keterampilannya lewat guru seninya dan video tutorial di Youtube.
Kehidupan Earth membaik setelah kisahnya tersebar di berbagai media sosial. Akibat hal tersebut, ia kemudian kebanjiran pesanan membuat lukisan. Pesanan lukisan tersebut dibayar dengan harga 1000 sampai 2000 bath.
Kerja keras Earth mengasah keterampilan dan gigih menjual lukisan akhirnya menuai hasil. Earth menjadi bukti sebagai anak muda yang berjuang meraih cita-citanya meskipun banyak halangan. Dari penghasilan yang ia dapatkan tersebut ia juga bercita-cita membangun pondok ramah lingkungan untuk mengajari anak-anak melukis.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Gagasan pokok paragraf ketiga cerita inspiratif di atas adalah ...