Pahami cerpen di bawah ini!
Hajah Bandiah menatap Rupiah beberapa saat, seakan ingin memastikan kesungguhan pertanyaan wanita yang memakai daster berlengan pendek, yang kainnya berkerut-kerut tidak disetrika itu.
“Kamu mau beli gas dan beras lima kilo?”
Rupiah mengangguk-angguk.
“Sekarang?”
“Ya, Bu Hajah. Saya dapat rezeki mendadak.”
“Alhamdulillah.”
Hajah Bandiah menimbang beras. Rupiah menukar tabung gas kosong miliknya dengan tabung gas yang masih bersegel, yang ada di teras warung.
“Ini beras kamu.” Hajah Bandiah menyerahkan beras lima kilogram dalam tas plastik besar dan tebal warna hitam.
“Terima kasih, Bu Hajah.” Rupiah mengangkat bungkusan beras itu dan meletakkannya ke lantai, di dekat tabung gas.
Hajah Bandiah mengambil kalkulator dari meja kecil, lalu menghitung. “Jadi semuanya, termasuk utang-utang kamu yang tadi dan kemarin-kemarin….”
“Jangan sekarang, Bu Hajah.”
Tangan Hajah Bandiah berhenti menekan tombol-tombol kalkulator.
“Maksud kamu?”
Rupiah menyeringai.
“Saya akan bayar minggu ini, Bu Hajah. Karena minggu ini saya akan dapat rezeki mendadak.”
Hajah Bandiah mendengus, melempar kalkulator ke meja kecil. Kalkulator itu meluncur dan berhenti di tepi meja. Bila saja Hajah Bandiah melempar lebih kencang, pastilah mesin hitung itu jatuh ke lantai keramik.
“Saya ndak mengerti maksud kamu, Rup,” Hajah Bandiah menatap tajam Rupiah.
Rupiah gugup. Ia merogoh potongan koran dari sela-sela kutangnya, membuka lipatan potongan koran itu, dan menunjukkannya pada Hajah Bandiah.
“Lihat ini, Bu Hajah. Ini bintang saya. Taurus. Minggu ini saya akan mendapat rezeki mendadak.”
“Astaghfirullah,” Hajah Bandiah menghela napas. Hajah Bandiah meletakkan kedua siku tangannya ke tepi etalase, sementara kedua telapak tangannya memegang kepalanya yang tertunduk.
“Bukankah ini hari Ahad, Rup? Artinya, hari ini akhir dari minggu ini,” kata Hajah Bandiah dengan suara ditekan.
Rupiah menyeringai lagi.
“Bila begitu saya akan dapat rezeki mendadak hari ini, Bu Hajah. Besok saya akan bayar semua utang saya,” Rupiah melipat lagi potongan koran dan menyelipkan ke sela-sela kutangnya. Rupiah menyambar tabung gas dan bungkusan beras. Buru-buru meninggalkan warung.
“Rupiah!”
Rupiah tak mempedulikan teriakan Hajah Bandiah. Ia mempercepat langkah.
(Dikutip dari cerpen berjudul "Ramalan Bintang" karya Sulistiyo Suparno)
Ringkasan dari kutipan cerpen di atas adalah ...
A
Rupiah percaya bahwa ia akan mendapatkan rezeki mendadak akibat dari ramalan bintangnya dan dengan dasar itu ia berani mengutang untuk membeli keperluan rumah tangganya.
B
Rupiah dan Bu Hajah adalah sahabat dekat, maka dari itu Bu Hajah dengan sukarela memberikan hutangan kepada Rupiah. Bu Hajah kasihan dengan kondisi ekonomi Rupiah yang defisit.
C
Rupiah mendapatkan rezeki mendadak dan menggunakan uangnya untuk membeli keperluan rumah tangganya di warung Bu Hajah serta membayar seluruh hutang-hutangnya.
D
Rupiah memiliki bintang Taurus dan ia percaya dengan keberuntungan ramalan bintangnya sehingga ia menggemborkannya kepada Bu Hajah dan membeli barang-barang sekunder di warung Bu Hajah.
Pembahasan:
Ringkasan merupakan penyajian kembali sebuah cerita dalam bentuk yang lebih ringkas dan padat tanpa menghilangkan pokok-pokok dari cerita tersebut. Cara membuat ringkasan sebuah cerpen adalah dengan mengambil hal-hal pokok atau hal-hal yang penting dari cerpen tersebut dan menggabungkan inti tersebut menjadi satu paragraf.
Ada beberapa hal pokok yang diketahui dari kutipan cerpen di atas, di antaranya adalah:
- Rupiah merupakan perempuan yang masih terlalu memercayai ramalan bintang hingga menerapkannya dalam dunia nyatanya. Ia percaya bahwa ia akan mendapatkan rezeki mendadak padahal rezeki itu belum sampai di tangannya.
- Rupiah mengutang membeli bahan keperluan rumah tangganya sebagai imbas kepercayaannya kepada ramalan bintang.
Dari hal pokok tersebut dapat disimpulkan bahwa ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen di soal adalah
Rupiah percaya bahwa ia akan mendapatkan rezeki mendadak akibat dari ramalan bintangnya dan dengan dasar itu ia berani mengutang untuk membeli keperluan rumah tangganya.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.707 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Pedagang Es Keliling Berhasil Kuliahkan Anaknya
(1) Seorang pria paruh baya bernama Tobiin, dari Bekasi, rela banting tulang untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. (2) Pria berusia 54 tahun tersebut menjadi seorang penjual es keliling setiap harinya. (3) Ia biasanya mulai keliling dari pagi dan pulang ketika sudah petang. (4) Ia dan keluarganya tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah Pondok Melati, Bekasi.
Pekerjaan tersebut harus ia lakoni agar anak-anaknya mampu bersekolah sampai jenjang yang tinggi. Tobiin ingin anak-anaknya bisa kuliah. Awalnya ia tidak percaya diri dengan pekerjaan yang ia lakoni tersebut. Namun apabila ia tidak bekerja, maka anaknya tidak mampu melanjutkan sekolah.
Dengan tekad itu tadi, Tobiin bersemangat menjadi penjual es keliling. Ia sudah bekerja selama 15 tahun mengayuh sepeda dari kampung ke kampung. Bahkan ia sampai menyembunyikan pekerjaannya dari anak-anaknya, agar mereka tidak merasa kecil hati di hadapan teman-temannya.
Dari kayuhannya berjualan keliling, kedua anak Tobiin bisa berkuliah di Jakarta. Ia sangat bahagia mendapati harapannya bisa terwujud. Anak pertamanya yang bernama Hayatullah sudah lulus dari Universitas Islam Negeri dan kini sudah bekerja. Sedangkan anaknya yang kedua, Nahib, saat ini sedang berkuliah di Universitas Mercu Buana.
Tobiin telah membuktikan bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Sebagai orangtua, ia rela melakukan apapun untuk anaknya. Sebab kebahagiaan orang tua adalah ketika bisa melihat anaknya bahagia dan sukses.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Kalimat bermajas pada paragraf kesatu ditunjukan pada kalimat nomor ....
Hasil dari:
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Cermati pilihan berikut!
- Kita harus menjaga kesehatan bukan karena ingin hidup abadi, karena kekekalan hanyalah milik Tuhan semata.
- Dalam memilih barang berharga, sudah sepatutnya kita menguji keasliannya agar tidak mudah tertipu.
- Data mengenai jumlah kematian yang diberikan oleh WHO akurat karena persis seperti apa yang terjadi di lapangan.
- Kebahagiaan dan kesedihan seseorang tidak diukur dari banyaknya harta kekayaan yang dimiliki.
Dari pilihan kalimat tersebut yang termasuk kalimat yang mengandung kosakata bersinonim adalah pilihan kalimat bernomor ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Seorang remaja asal Thailand yang tinggal di timur laut Provinsi Kalasin sedang menjadi buah bibir. Remaja tersebut menjadi buah bibir lantaran menjual lukisannya, mayoritas bergambar pemandangan desa, untuk memenuhi tanggungan biaya kuliahnya.
Remaja bernama Krittamet Saisaen, atau yang akrab disapa Earth tersebut bercita-cita menjadi seorang arsitek. Remaja berusia 18 tahun tersebut mengenang kesukaannya melukis pertama kali, yaitu ketika menemani ibunya saat dirawat di rumah sakit. Hobi menggambarnya memang sudah dimulai sejak ia masih kecil. Oleh karena itu, ia sangat berkeinginan menjadi seorang arsitek yang ahli mendesain bangunan.
Earth ingin mendaftar kuliah di Arsom Silp Institute of The Arts, Bangkok. Namun, biaya yang harus ia bayar untuk bisa menempuh kuliah di sana sebesar 60 ribu baht atau lebih dari 27 juta untuk satu semesternya. Untuk meraih gelar sarjana, ia harus menyelesaikan 10 semester atau memerlukan biaya sekitar 270 juta. Biaya kuliah yang sangat tinggi tersebut tak mampu ia penuhi. Apalagi orangtua Earth sudah tidak ada. Ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya meninggalkannya beserta adiknya.
Earth tak patah semangat. Ia berharap bisa mendapatkan uang dengan menjual lukisannya. Ia menjual lukisannya kepada tetangga dengan harga 20 sampai 50 baht, atau sekitar 10 ribu sampai 23 ribu rupiah. Meskipun dibayar sedikit, ia tak patah semangat. Ia terus memoles keterampilannya lewat guru seninya dan video tutorial di Youtube.
Kehidupan Earth membaik setelah kisahnya tersebar di berbagai media sosial. Akibat hal tersebut, ia kemudian kebanjiran pesanan membuat lukisan. Pesanan lukisan tersebut dibayar dengan harga 1000 sampai 2000 bath.
Kerja keras Earth mengasah keterampilan dan gigih menjual lukisan akhirnya menuai hasil. Earth menjadi bukti sebagai anak muda yang berjuang meraih cita-citanya meskipun banyak halangan. Dari penghasilan yang ia dapatkan tersebut ia juga bercita-cita membangun pondok ramah lingkungan untuk mengajari anak-anak melukis.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Bagian komplikasi dalam cerita inspiratif di atas terdapat pada paragraf ....
Pahami cerpen di bawah ini!
Hajah Bandiah menatap Rupiah beberapa saat, seakan ingin memastikan kesungguhan pertanyaan wanita yang memakai daster berlengan pendek, yang kainnya berkerut-kerut tidak disetrika itu.
“Kamu mau beli gas dan beras lima kilo?”
Rupiah mengangguk-angguk.
“Sekarang?”
“Ya, Bu Hajah. Saya dapat rezeki mendadak.”
“Alhamdulillah.”
Hajah Bandiah menimbang beras. Rupiah menukar tabung gas kosong miliknya dengan tabung gas yang masih bersegel, yang ada di teras warung.
“Ini beras kamu.” Hajah Bandiah menyerahkan beras lima kilogram dalam tas plastik besar dan tebal warna hitam.
“Terima kasih, Bu Hajah.” Rupiah mengangkat bungkusan beras itu dan meletakkannya ke lantai, di dekat tabung gas.
Hajah Bandiah mengambil kalkulator dari meja kecil, lalu menghitung. “Jadi semuanya, termasuk utang-utang kamu yang tadi dan kemarin-kemarin….”
“Jangan sekarang, Bu Hajah.”
Tangan Hajah Bandiah berhenti menekan tombol-tombol kalkulator.
“Maksud kamu?”
Rupiah menyeringai.
“Saya akan bayar minggu ini, Bu Hajah. Karena minggu ini saya akan dapat rezeki mendadak.”
Hajah Bandiah mendengus, melempar kalkulator ke meja kecil. Kalkulator itu meluncur dan berhenti di tepi meja. Bila saja Hajah Bandiah melempar lebih kencang, pastilah mesin hitung itu jatuh ke lantai keramik.
“Saya ndak mengerti maksud kamu, Rup,” Hajah Bandiah menatap tajam Rupiah.
Rupiah gugup. Ia merogoh potongan koran dari sela-sela kutangnya, membuka lipatan potongan koran itu, dan menunjukkannya pada Hajah Bandiah.
“Lihat ini, Bu Hajah. Ini bintang saya. Taurus. Minggu ini saya akan mendapat rezeki mendadak.”
“Astaghfirullah,” Hajah Bandiah menghela napas. Hajah Bandiah meletakkan kedua siku tangannya ke tepi etalase, sementara kedua telapak tangannya memegang kepalanya yang tertunduk.
“Bukankah ini hari Ahad, Rup? Artinya, hari ini akhir dari minggu ini,” kata Hajah Bandiah dengan suara ditekan.
Rupiah menyeringai lagi.
“Bila begitu saya akan dapat rezeki mendadak hari ini, Bu Hajah. Besok saya akan bayar semua utang saya,” Rupiah melipat lagi potongan koran dan menyelipkan ke sela-sela kutangnya. Rupiah menyambar tabung gas dan bungkusan beras. Buru-buru meninggalkan warung.
“Rupiah!”
Rupiah tak mempedulikan teriakan Hajah Bandiah. Ia mempercepat langkah.
(Dikutip dari cerpen berjudul "Ramalan Bintang" karya Sulistiyo Suparno)
Ringkasan dari kutipan cerpen di atas adalah ...
A
Rupiah percaya bahwa ia akan mendapatkan rezeki mendadak akibat dari ramalan bintangnya dan dengan dasar itu ia berani mengutang untuk membeli keperluan rumah tangganya.
B
Rupiah dan Bu Hajah adalah sahabat dekat, maka dari itu Bu Hajah dengan sukarela memberikan hutangan kepada Rupiah. Bu Hajah kasihan dengan kondisi ekonomi Rupiah yang defisit.
C
Rupiah mendapatkan rezeki mendadak dan menggunakan uangnya untuk membeli keperluan rumah tangganya di warung Bu Hajah serta membayar seluruh hutang-hutangnya.
D
Rupiah memiliki bintang Taurus dan ia percaya dengan keberuntungan ramalan bintangnya sehingga ia menggemborkannya kepada Bu Hajah dan membeli barang-barang sekunder di warung Bu Hajah.
Pembahasan:
Ringkasan merupakan penyajian kembali sebuah cerita dalam bentuk yang lebih ringkas dan padat tanpa menghilangkan pokok-pokok dari cerita tersebut. Cara membuat ringkasan sebuah cerpen adalah dengan mengambil hal-hal pokok atau hal-hal yang penting dari cerpen tersebut dan menggabungkan inti tersebut menjadi satu paragraf.
Ada beberapa hal pokok yang diketahui dari kutipan cerpen di atas, di antaranya adalah:
- Rupiah merupakan perempuan yang masih terlalu memercayai ramalan bintang hingga menerapkannya dalam dunia nyatanya. Ia percaya bahwa ia akan mendapatkan rezeki mendadak padahal rezeki itu belum sampai di tangannya.
- Rupiah mengutang membeli bahan keperluan rumah tangganya sebagai imbas kepercayaannya kepada ramalan bintang.
Dari hal pokok tersebut dapat disimpulkan bahwa ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen di soal adalah
Rupiah percaya bahwa ia akan mendapatkan rezeki mendadak akibat dari ramalan bintangnya dan dengan dasar itu ia berani mengutang untuk membeli keperluan rumah tangganya.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.707 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Pedagang Es Keliling Berhasil Kuliahkan Anaknya
(1) Seorang pria paruh baya bernama Tobiin, dari Bekasi, rela banting tulang untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. (2) Pria berusia 54 tahun tersebut menjadi seorang penjual es keliling setiap harinya. (3) Ia biasanya mulai keliling dari pagi dan pulang ketika sudah petang. (4) Ia dan keluarganya tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah Pondok Melati, Bekasi.
Pekerjaan tersebut harus ia lakoni agar anak-anaknya mampu bersekolah sampai jenjang yang tinggi. Tobiin ingin anak-anaknya bisa kuliah. Awalnya ia tidak percaya diri dengan pekerjaan yang ia lakoni tersebut. Namun apabila ia tidak bekerja, maka anaknya tidak mampu melanjutkan sekolah.
Dengan tekad itu tadi, Tobiin bersemangat menjadi penjual es keliling. Ia sudah bekerja selama 15 tahun mengayuh sepeda dari kampung ke kampung. Bahkan ia sampai menyembunyikan pekerjaannya dari anak-anaknya, agar mereka tidak merasa kecil hati di hadapan teman-temannya.
Dari kayuhannya berjualan keliling, kedua anak Tobiin bisa berkuliah di Jakarta. Ia sangat bahagia mendapati harapannya bisa terwujud. Anak pertamanya yang bernama Hayatullah sudah lulus dari Universitas Islam Negeri dan kini sudah bekerja. Sedangkan anaknya yang kedua, Nahib, saat ini sedang berkuliah di Universitas Mercu Buana.
Tobiin telah membuktikan bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Sebagai orangtua, ia rela melakukan apapun untuk anaknya. Sebab kebahagiaan orang tua adalah ketika bisa melihat anaknya bahagia dan sukses.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Kalimat bermajas pada paragraf kesatu ditunjukan pada kalimat nomor ....
Hasil dari:
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Cermati pilihan berikut!
- Kita harus menjaga kesehatan bukan karena ingin hidup abadi, karena kekekalan hanyalah milik Tuhan semata.
- Dalam memilih barang berharga, sudah sepatutnya kita menguji keasliannya agar tidak mudah tertipu.
- Data mengenai jumlah kematian yang diberikan oleh WHO akurat karena persis seperti apa yang terjadi di lapangan.
- Kebahagiaan dan kesedihan seseorang tidak diukur dari banyaknya harta kekayaan yang dimiliki.
Dari pilihan kalimat tersebut yang termasuk kalimat yang mengandung kosakata bersinonim adalah pilihan kalimat bernomor ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Seorang remaja asal Thailand yang tinggal di timur laut Provinsi Kalasin sedang menjadi buah bibir. Remaja tersebut menjadi buah bibir lantaran menjual lukisannya, mayoritas bergambar pemandangan desa, untuk memenuhi tanggungan biaya kuliahnya.
Remaja bernama Krittamet Saisaen, atau yang akrab disapa Earth tersebut bercita-cita menjadi seorang arsitek. Remaja berusia 18 tahun tersebut mengenang kesukaannya melukis pertama kali, yaitu ketika menemani ibunya saat dirawat di rumah sakit. Hobi menggambarnya memang sudah dimulai sejak ia masih kecil. Oleh karena itu, ia sangat berkeinginan menjadi seorang arsitek yang ahli mendesain bangunan.
Earth ingin mendaftar kuliah di Arsom Silp Institute of The Arts, Bangkok. Namun, biaya yang harus ia bayar untuk bisa menempuh kuliah di sana sebesar 60 ribu baht atau lebih dari 27 juta untuk satu semesternya. Untuk meraih gelar sarjana, ia harus menyelesaikan 10 semester atau memerlukan biaya sekitar 270 juta. Biaya kuliah yang sangat tinggi tersebut tak mampu ia penuhi. Apalagi orangtua Earth sudah tidak ada. Ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya meninggalkannya beserta adiknya.
Earth tak patah semangat. Ia berharap bisa mendapatkan uang dengan menjual lukisannya. Ia menjual lukisannya kepada tetangga dengan harga 20 sampai 50 baht, atau sekitar 10 ribu sampai 23 ribu rupiah. Meskipun dibayar sedikit, ia tak patah semangat. Ia terus memoles keterampilannya lewat guru seninya dan video tutorial di Youtube.
Kehidupan Earth membaik setelah kisahnya tersebar di berbagai media sosial. Akibat hal tersebut, ia kemudian kebanjiran pesanan membuat lukisan. Pesanan lukisan tersebut dibayar dengan harga 1000 sampai 2000 bath.
Kerja keras Earth mengasah keterampilan dan gigih menjual lukisan akhirnya menuai hasil. Earth menjadi bukti sebagai anak muda yang berjuang meraih cita-citanya meskipun banyak halangan. Dari penghasilan yang ia dapatkan tersebut ia juga bercita-cita membangun pondok ramah lingkungan untuk mengajari anak-anak melukis.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Bagian komplikasi dalam cerita inspiratif di atas terdapat pada paragraf ....