Video IPA SMP Teknologi Reproduksi pada Hewan
Tujuan Inseminasi Buatan
Soal Populer Hari Ini
27-9 = ….
Pada siklus menstruasi normal 28 hari, ovulasi akan terjadi pada hari ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Pedagang Es Keliling Berhasil Kuliahkan Anaknya
(1) Seorang pria paruh baya bernama Tobiin, dari Bekasi, rela banting tulang untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. (2) Pria berusia 54 tahun tersebut menjadi seorang penjual es keliling setiap harinya. (3) Ia biasanya mulai keliling dari pagi dan pulang ketika sudah petang. (4) Ia dan keluarganya tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah Pondok Melati, Bekasi.
Pekerjaan tersebut harus ia lakoni agar anak-anaknya mampu bersekolah sampai jenjang yang tinggi. Tobiin ingin anak-anaknya bisa kuliah. Awalnya ia tidak percaya diri dengan pekerjaan yang ia lakoni tersebut. Namun apabila ia tidak bekerja, maka anaknya tidak mampu melanjutkan sekolah.
Dengan tekad itu tadi, Tobiin bersemangat menjadi penjual es keliling. Ia sudah bekerja selama 15 tahun mengayuh sepeda dari kampung ke kampung. Bahkan ia sampai menyembunyikan pekerjaannya dari anak-anaknya, agar mereka tidak merasa kecil hati di hadapan teman-temannya.
Dari kayuhannya berjualan keliling, kedua anak Tobiin bisa berkuliah di Jakarta. Ia sangat bahagia mendapati harapannya bisa terwujud. Anak pertamanya yang bernama Hayatullah sudah lulus dari Universitas Islam Negeri dan kini sudah bekerja. Sedangkan anaknya yang kedua, Nahib, saat ini sedang berkuliah di Universitas Mercu Buana.
Tobiin telah membuktikan bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Sebagai orangtua, ia rela melakukan apapun untuk anaknya. Sebab kebahagiaan orang tua adalah ketika bisa melihat anaknya bahagia dan sukses.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Kalimat bermajas pada paragraf kesatu ditunjukan pada kalimat nomor ....
Membuat Slime Tanpa Boraks
Berdasarkan judul tersebut, penulisan tujuan laporan percobaan yang tepat adalah ...
Cermati penggalan cerpen berikut!
Pada liburan semester yang lalu, aku dan ayah ibuku pergi berkunjung ke sebuah desa. Ternyata, itu adalah desa nenekku. Nenekku sudah berumur banyak akan tetapi caranya berbicara masih terlihat seperti orang yang masih muda. Rumah nenek berada di lereng gunung, sehingga udara yang kurasakan sangat dingin. Selain itu, tetangga-tetangga desa rumah nenek sangat ramah dan sering berkumpul untuk sekedar berbincang. Berbeda dengan tetangga rumahku di kota. Jangankan berbincang, bertemu saja tidak pernah.
Arti dari kalimat yang dicetak miring tersebut adalah ....
Cermati penggalan cerpen di bawah ini!
”Sampai kapan pun ibu akan tinggal di sini. Ibu ingin selalu mengenang ayahmu di rumah ini. Tak mungkin ibu meninggalkan tempat ini. Jika pergi dari sini berarti ibu meninggalkan ayahmu. Tak mungkin. Makna ayahmu bagi ibu terlalu dalam, Nak.” Begitu jawaban ibu setiap kali aku mengajaknya untuk tinggal bersama. Mas Budi juga selalu khawatir pada ibu dan mendesakku untuk mengajaknya tinggal bersama kami. Namun, ibu selalu menolaknya. Aku pun mengalah, setiap aku ada keperluan ke kota di mana rumah ibu dekat dengan kota itu, aku menyempatkan diri mampir ke rumah ibu, tentunya sudah minta izin pada Mas Budi. Dan, Mas Budi pun mengizinkan dan mendukung penuh apa yang aku lakukan, kecuali sikapku pada ibu yang belum bisa berubah: aku masih memendam bara di hati pada ibu. Awalnya aku berniat akan bersikap ramah, tetapi ketika bertatap muka dengannya, aku tak mampu melakukannya.
Aku selalu teringat ketika ibu memaki-makiku tanpa sebab; menghukumku ketika telat pulang karena mengerjakan PR secara berkelompok di rumah teman. Jika ada ayah pun ibu kerap membentak dan menghukumku, apalagi jika tidak ada ayah. Misalnya ketika tak sengaja aku memecahkan piring yang baru saja kucuci. Sumpah serapah ibu seperti peluru yang diberondongkan dari sebuah senapan ke arahku.
(Sumber: bebas.kompas.id)
Ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen di atas adalah ...
Cermati penggalan cerpen di bawah ini!
”Sampai kapan pun ibu akan tinggal di sini. Ibu ingin selalu mengenang ayahmu di rumah ini. Tak mungkin ibu meninggalkan tempat ini. Jika pergi dari sini berarti ibu meninggalkan ayahmu. Tak mungkin. Makna ayahmu bagi ibu terlalu dalam, Nak.” Begitu jawaban ibu setiap kali aku mengajaknya untuk tinggal bersama. Mas Budi juga selalu khawatir pada ibu dan mendesakku untuk mengajaknya tinggal bersama kami. Namun, ibu selalu menolaknya. Aku pun mengalah, setiap aku ada keperluan ke kota di mana rumah ibu dekat dengan kota itu, aku menyempatkan diri mampir ke rumah ibu, tentunya sudah minta izin pada Mas Budi. Dan, Mas Budi pun mengizinkan dan mendukung penuh apa yang aku lakukan, kecuali sikapku pada ibu yang belum bisa berubah: aku masih memendam bara di hati pada ibu. Awalnya aku berniat akan bersikap ramah, tetapi ketika bertatap muka dengannya, aku tak mampu melakukannya.
Aku selalu teringat ketika ibu memaki-makiku tanpa sebab; menghukumku ketika telat pulang karena mengerjakan PR secara berkelompok di rumah teman. Jika ada ayah pun ibu kerap membentak dan menghukumku, apalagi jika tidak ada ayah. Misalnya ketika tak sengaja aku memecahkan piring yang baru saja kucuci. Sumpah serapah ibu seperti peluru yang diberondongkan dari sebuah senapan ke arahku.
(Sumber: bebas.kompas.id)
Ringkasan yang tepat dari penggalan cerpen di atas adalah ...
Salah satu ciri kebahasaan teks diskusi adalah penggunaan kata yang menunjukkan sikap pembaca. Kata tersebut adalah ....
Langkah-Langkah Percobaan Membuat Tinta Tidak Terlihat
(1) Peras jus lemon ke dalam mangkuk dan tambahkan beberapa tetes air ke dalam mangkuk tersebut.
(2) Tunggu jus tersebut kering sehingga tidak terlihat.
(3) Untuk membaca pesan tersebut dapat dilakukan dengan memanaskan kertas yang dipegang dengan mendekatkannya ke bola lampu.
(4) Kemudian aduk air dan jus lemon dengan menggunakan sendok.
(5) Celupkan cotton bud ke dalam campuran dan tulis pesan di atas kertas putih.
Urutan langkah-langkah percobaan tersebut yang benar adalah ...
Diketahui suatu fungsi kuadrat melalui tiga titik: (0,2), (3,2), dan (4,6). Fungsi kuadrat tersebut adalah ....