Bank Soal Bahasa Indonesia SD Mengubah Puisi Menjadi Prosa

Soal

Pilgan

Episode Napas Terakhir -kepada korban corona

seperti sihir medusa,

rambut maut memanjang ke mana-mana,

jadi jutaan ular corona, yang memangsa nyawa.

penjara terpaksa tumbuh di setiap rumah,

tapi ada juga yang terbuka untuk narapidana.

karantina! karantina! tapi mereka berkeliaran.


"kami cuma bersihkan bumi supaya kamu tahu

bahwa cinta perlu rasa sakit, perlu sangsai,

tapi nanti menjagai penjelajah masa,"

bisik suara asing pada kuping seorang pasien,

senyumnya melepaskan napas terakhir.


di jalanan, hantu corona masih giat menginfeksi.

sembunyi dalam sunyi, memahami batu-batu,

apakah menjadi nisan atau monumen penderitaan.


Indonesia, Tahun Corona, 2020

(Puisi karya Yogira Yogaswara dalam buku Peradaban Baru Corona: Puisi 99 Wartawan Penyair)

Parafrasa bait pertama puisi tersebut adalah ...

A

Virus korona ibarat sihir Medusa yang dapat menimbulkan korban jiwa di mana pun ia berada. Virus korona telah menelan jutaan nyawa sebagai korban. Rumah menjadi terasa seperti penjara karena pemerintah mengimbau masyarakat untuk berada di rumah. Akan tetapi, banyak orang yang masih berkeliaran di luar rumah meskipun sudah ada imbauan.

B

Sihir Medusa adalah virus korona yang mengular ke setiap daerah, yang memakan banyak nyawa. Virus korona dilepaskan ke jalanan untuk mencari mangsa. Rumah-rumah menjadi seperti penjara. Setiap orang dilarang keluar rumah untuk karantina, seperti yang dianjurkan pemerintah. Namun, narapidana tetap berkeliaran di luar rumah meskipun sudah dilarang.

C

Bumi sedang dibersihkan dari populasi manusia dengan sihir Medusa yang mampu memakan nyawa jutaan manusia secara bersamaan. Banyak orang ketakutan dan mengurung diri di rumah masing-masing, mengikuti imbauan pemerintah. Terlepas dari itu, banyak narapidana yang membebaskan diri mereka dari penjara berkedok rumah.

D

Virus korona membuat jalanan menjadi sepi karena ia seperti sihir Medusa yang mampu memakan korban jiwa. Banyak nyawa menjadi korban karena virus korona tidak pandang bulu. Siapa pun bisa terkena virus korona. Sembari bersembunyi, virus korona menunggu korban selanjutnya.

Pembahasan:

Parafrasa adalah pengungkapan atau penguraian kembali sebuah teks menjadi bentuk susunan kata yang lain. Pengubahan susunan kata ini bertujuan untuk menjelaskan makna yang tersembunyi yang terdapat di dalam teks.

Cara untuk membuat parafrasa dari sebuah puisi adalah dengan menguraikan kembali isi puisi secara tertulis dalam bentuk prosa dengan menggunakan kalimat sendiri. Selain itu, kita dapat menambah atau mengurangi kata untuk membuat larik puisi tersebut menjadi lebih mudah dipahami.

Bentuk parafrasa bait pertama puisi di atas dapat digambarkan seperti berikut.

(virus korona ibarat) sihir medusa,

(yang menimbulkan korban jiwa di mana pun),

(hingga jutaan nyawa menjadi korban).

(rumah menjadi terasa seperti penjara),

(akan tetapi banyak orang masih keluar rumah),

(pemerintah mengimbau masyarakat untuk berada di rumah, tetapi banyak orang masih berkeliaran).

Bentuk parafrasa tersebut apabila digabung akan menjadi

Virus korona ibarat sihir Medusa yang dapat menimbulkan korban jiwa di mana pun ia berada. Virus korona telah menelan jutaan nyawa sebagai korban. Rumah menjadi terasa seperti penjara karena pemerintah mengimbau masyarakat untuk berada di rumah. Akan tetapi, banyak orang yang masih berkeliaran di luar rumah meskipun sudah ada imbauan.

Video
03 Mei 2020
Kehidupan Dunia Laut Dalam
Rangkuman
15 Januari 2021
Bab 4 | Gagasan Pokok Teks | Bahasa Indonesia | Kelas 4

Siswa

Ingin latihan soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Guru

Ingin akses bank soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Soal Populer Hari Ini

Cek Contoh Kuis Online

Kejar Kuis

Cek Contoh Bank Soal

Kejar Soal