Bank Soal Matematika SD Keliling dan Luas Lingkaran
Soal
Rangkuman

Luas dan Keliling Lingkaran | Matematika | Kelas 6 | Tema 3 Tokoh dan Penemuan | Subtema 2 Penemu...
Selengkapnya



Soal Populer Hari Ini
Penjabaran yang benar dari adalah ...
Matematika
Level 9
Bilangan
Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Bilangan Berpangkat
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Matematika
BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) adalah kondisi di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran. BPH dapat menyebabkan ....
IPA
Level 9
Biologi
Sistem Reproduksi Manusia
Kesehatan Organ Reproduksi
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
IPA
Persamaan teks diskusi dengan teks eksposisi adalah ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Teks Diskusi
Menggali Informasi Teks Diskusi
KD3.9
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Percobaan Membersihkan Air yang Tercemar Menggunakan Tumbuhan Ilalang
Berdasarkan judul tersebut, penulisan rumusan masalah yang benar adalah ...
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Laporan Percobaan
Menulis Laporan Percobaan
KD4.2
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Melisa, Siswa SD Berprestasi Meski Menulis Hanya Menggunakan Kaki
Melisa Diana Putri adalah seorang siswi difabel di SDN Tukul II Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Melisa duduk di kelas 8. Ia bercita-cita menjadi guru. Semangatnya sangat tinggi meski ia belajar dan beraktivitas menggunakan kaki.
Melisa mengikuti pelajaran di sekolah bersama teman-temannya seperti biasa. Namun saat menulis di buku tulis, dia menggunakan jari kaki. Oleh sekolah, meja khusus dia menulis dibuat lebih rendah dari tubuhnya. Saat menulis di papan tulis untuk mengerjakan tugas dari guru, ia juga menggunakan kaki. Kaki kirinya menopang tubuh agar seimbang, sementara kaki kanannya lincah menulis di papan tulis. Meski menggunakan kaki sejak lahir, tulisan Melisa rapi.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Melisa sangat tekun dalam belajar. Ia sangat bersemangat meraih prestasi dan nilai baik. Menurut pengakuan gurunya, Melisa memang sangat jago matematika. Selain itu, Melisa juga hobi membaca. Buku apa pun dia baca. (1) Melisa mengaku, ia membaca buku untuk memperluas wawasan.
(2) Menurut Tri Adi Nurfeni, guru Bahasa Indonesia, Melisa meraih cukup banyak prestasi. Melisa pernah juara lomba baca, tulis dan hitung tingkat kecamatan, dan ditunjuk menjadi duta sekolah karena pengetahuannya yang bagus. Berkat pencapaian Melisa, Wakil Bupati Timbul Prihanjoko mengunjungi Melisa di sekolah. (3) Joko, panggilan akrab Wakil Bupati Probolinggi, terharu melihat semangat Melisa untuk meraih cita-cita. (4) Joko dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo memberi sejumlah bantuan untuk kelanjutan belajar Melisa.
Melisa menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang dalam meraih prestasi. Berkat ketekunan dalam belajar, Melisa dapat menghilangkan keterbatasan-keterbatasan itu tadi.
(Sumber: Kompas.com, dengan penyesuaian)
Kalimat yang menunjukan sikap empati yaitu ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Inspiratif
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Inspiratif
KD3.12
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Negara dengan kepadatan penduduk terendah di Benua Eropa adalah ....
IPS
Level 9
Geografi
Benua-Benua di Dunia
Sumber Daya Manusia Benua-Benua di Dunia
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
IPS
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bocah bernama Zhang Ze mengalami kelumpuhan pada kakinya yang membuatnya tidak bisa berjalan secara normal. Namun, dia masih bisa berangkat ke sekolah tanpa mengalami kendala berkat temannya yang bernama Xu Bingyang. Xu Bingyang adalah temannya yang baik, yang menggendongnya setiap hari selama enam tahun.
(Sumber: Liputan6.com dengan penyesuaian)
Kutipan teks di atas merupakan bagian abstrak dalam cerita inspiratif. Bagian komplikasi yang tepat untuk melengkapi teks di atas adalah ...
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Inspiratif
Menulis Cerita Inspiratif
KD4.12
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Cermati penggalan cerpen berikut!
Aku menutup kembali pintu lemari pakaian. Isak tangis tertahan masih terdengar dari luar kamar. Tanganku meraih daun pintu, menutup pintu kamar yang terbuka sejengkal. Suara tangisan tinggal lamat-lamat.
Aku berjalan pelan menuju jendela, membukanya, lalu duduk di atas kursi. Pagi ini, langit berwarna kelabu. Sejujurnya, sempat melintas pertanyaan di kepalaku, kenapa aku tidak menangis? Kemudian pikiranku mengembara, menyusuri tiap jengkal peristiwa yang terjadi tiga pekan lalu.
”Kamu belum pernah punya anak. Menikah pun belum. Kalaupun toh punya anak, kamu tidak akan pernah punya pengalaman melahirkan. Kamu, laki-laki.”
Aku menatap wajah di depanku, wajah perempuan yang sangat kukenal.
”Aku, ibunya. Aku yang mengandung dan melahirkannya. Kelak kalau kamu punya anak, kamu akan tahu bagaimana rasanya khawatir yang sesungguhnya.”
Pelayan datang. Ia meletakkan dua buah poci, menuangkan poci berisi kopi di gelasku, beralih kemudian menuangkan poci teh di gelas perempuan di depanku. Pelayan itu lalu pergi setelah mempersilakan kami menikmati hidangannya.
”Apa yang dia lakukan selama seminggu berada di tempatmu?”
”Kami banyak jalan-jalan berdua, menonton film, ke toko buku, ke pantai. Kebetulan aku sedang tidak sibuk. Aku pikir, ia sedang liburan sekolah.”
”Sekolah tidak sedang libur, dan ia tidak pamit kepadaku.”
”Mana aku tahu?”
”Dan kamu tidak memberitahuku.”
”Aku pikir ia pergi dengan seizinmu.”
”Kamu bohong. Kamu tahu kalau ia minggat dari rumah.”
Aku diam. Tidak mau memperpanjang urusan pada bagian ini. Aku datang tidak untuk berdebat. Tiga perempuan masuk ke ruangan ini. Bau harum menebar ke seluruh penjuru ruangan.
Perempuan di depanku mendesah. Tangannya meraih tas, mengeluarkan sebungkus rokok, menyulutnya.
”Ia kacau sekali…”
”Ia boleh kacau, tetapi tidak boleh minggat. Ia masih duduk di bangku kelas satu SMA!”
Aku tertawa, ”Kamu tahu, aku minggat pertama kali dari rumah saat kelas satu SMP…”
”Itu kamu. Setiap keluarga punya tata tertib yang tidak boleh dilanggar.”
”Minggat itu memang melanggar tata tertib keluarga. Dan itu pasti ada maksudnya. Tapi aku tidak mau bertengkar. Aku datang jauh-jauh ke sini, hanya untuk mengatakan sesuatu yang kupikir penting menyangkut dia.”
”Apa?”
”Jangan terlalu memaksanya untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya.”
”Hey, kamu hanyalah pamannya. Aku, ibunya!”
”Aku tahu, dan aku tidak sedang ingin merebut apa pun darimu.”
”Tapi kamu seperti sedang menceramahiku tentang bagaimana menjadi seorang ibu yang baik!”
(Dikutip dari cerpen berjudul "Sesaat Sebelum Berangkat" karya Puthut E.A.)
Latar tempat awal mula terjadinya peristiwa di dalam penggalan cerpen tersebut adalah ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Pendek
Identifikasi Unsur Cerita Pendek
KD3.5
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Urutan struktur cerpen yang benar adalah ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Pendek
Struktur dan Kebahasaan Cerita Pendek
KD4.5
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
(1) Latar (suasana, waktu, tempat)
(2) Alur
(3) Biografi penulis
(4) Nilai yang terkandung dalam cerpen
(5) Tokoh dan penokohan
Yang termasuk di dalam unsur intrinsik cerpen adalah ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Pendek
Identifikasi Unsur Cerita Pendek
KD3.5
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Cek Contoh Kuis Online
Kejar Kuis
Cek Contoh Bank Soal
Kejar Soal
Penjabaran yang benar dari adalah ...
BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) adalah kondisi di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran. BPH dapat menyebabkan ....
Persamaan teks diskusi dengan teks eksposisi adalah ....
Percobaan Membersihkan Air yang Tercemar Menggunakan Tumbuhan Ilalang
Berdasarkan judul tersebut, penulisan rumusan masalah yang benar adalah ...
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Melisa, Siswa SD Berprestasi Meski Menulis Hanya Menggunakan Kaki
Melisa Diana Putri adalah seorang siswi difabel di SDN Tukul II Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Melisa duduk di kelas 8. Ia bercita-cita menjadi guru. Semangatnya sangat tinggi meski ia belajar dan beraktivitas menggunakan kaki.
Melisa mengikuti pelajaran di sekolah bersama teman-temannya seperti biasa. Namun saat menulis di buku tulis, dia menggunakan jari kaki. Oleh sekolah, meja khusus dia menulis dibuat lebih rendah dari tubuhnya. Saat menulis di papan tulis untuk mengerjakan tugas dari guru, ia juga menggunakan kaki. Kaki kirinya menopang tubuh agar seimbang, sementara kaki kanannya lincah menulis di papan tulis. Meski menggunakan kaki sejak lahir, tulisan Melisa rapi.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Melisa sangat tekun dalam belajar. Ia sangat bersemangat meraih prestasi dan nilai baik. Menurut pengakuan gurunya, Melisa memang sangat jago matematika. Selain itu, Melisa juga hobi membaca. Buku apa pun dia baca. (1) Melisa mengaku, ia membaca buku untuk memperluas wawasan.
(2) Menurut Tri Adi Nurfeni, guru Bahasa Indonesia, Melisa meraih cukup banyak prestasi. Melisa pernah juara lomba baca, tulis dan hitung tingkat kecamatan, dan ditunjuk menjadi duta sekolah karena pengetahuannya yang bagus. Berkat pencapaian Melisa, Wakil Bupati Timbul Prihanjoko mengunjungi Melisa di sekolah. (3) Joko, panggilan akrab Wakil Bupati Probolinggi, terharu melihat semangat Melisa untuk meraih cita-cita. (4) Joko dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo memberi sejumlah bantuan untuk kelanjutan belajar Melisa.
Melisa menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang dalam meraih prestasi. Berkat ketekunan dalam belajar, Melisa dapat menghilangkan keterbatasan-keterbatasan itu tadi.
(Sumber: Kompas.com, dengan penyesuaian)
Kalimat yang menunjukan sikap empati yaitu ....
Negara dengan kepadatan penduduk terendah di Benua Eropa adalah ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bocah bernama Zhang Ze mengalami kelumpuhan pada kakinya yang membuatnya tidak bisa berjalan secara normal. Namun, dia masih bisa berangkat ke sekolah tanpa mengalami kendala berkat temannya yang bernama Xu Bingyang. Xu Bingyang adalah temannya yang baik, yang menggendongnya setiap hari selama enam tahun.
(Sumber: Liputan6.com dengan penyesuaian)
Kutipan teks di atas merupakan bagian abstrak dalam cerita inspiratif. Bagian komplikasi yang tepat untuk melengkapi teks di atas adalah ...
Cermati penggalan cerpen berikut!
Aku menutup kembali pintu lemari pakaian. Isak tangis tertahan masih terdengar dari luar kamar. Tanganku meraih daun pintu, menutup pintu kamar yang terbuka sejengkal. Suara tangisan tinggal lamat-lamat.
Aku berjalan pelan menuju jendela, membukanya, lalu duduk di atas kursi. Pagi ini, langit berwarna kelabu. Sejujurnya, sempat melintas pertanyaan di kepalaku, kenapa aku tidak menangis? Kemudian pikiranku mengembara, menyusuri tiap jengkal peristiwa yang terjadi tiga pekan lalu.
”Kamu belum pernah punya anak. Menikah pun belum. Kalaupun toh punya anak, kamu tidak akan pernah punya pengalaman melahirkan. Kamu, laki-laki.”
Aku menatap wajah di depanku, wajah perempuan yang sangat kukenal.
”Aku, ibunya. Aku yang mengandung dan melahirkannya. Kelak kalau kamu punya anak, kamu akan tahu bagaimana rasanya khawatir yang sesungguhnya.”
Pelayan datang. Ia meletakkan dua buah poci, menuangkan poci berisi kopi di gelasku, beralih kemudian menuangkan poci teh di gelas perempuan di depanku. Pelayan itu lalu pergi setelah mempersilakan kami menikmati hidangannya.
”Apa yang dia lakukan selama seminggu berada di tempatmu?”
”Kami banyak jalan-jalan berdua, menonton film, ke toko buku, ke pantai. Kebetulan aku sedang tidak sibuk. Aku pikir, ia sedang liburan sekolah.”
”Sekolah tidak sedang libur, dan ia tidak pamit kepadaku.”
”Mana aku tahu?”
”Dan kamu tidak memberitahuku.”
”Aku pikir ia pergi dengan seizinmu.”
”Kamu bohong. Kamu tahu kalau ia minggat dari rumah.”
Aku diam. Tidak mau memperpanjang urusan pada bagian ini. Aku datang tidak untuk berdebat. Tiga perempuan masuk ke ruangan ini. Bau harum menebar ke seluruh penjuru ruangan.
Perempuan di depanku mendesah. Tangannya meraih tas, mengeluarkan sebungkus rokok, menyulutnya.
”Ia kacau sekali…”
”Ia boleh kacau, tetapi tidak boleh minggat. Ia masih duduk di bangku kelas satu SMA!”
Aku tertawa, ”Kamu tahu, aku minggat pertama kali dari rumah saat kelas satu SMP…”
”Itu kamu. Setiap keluarga punya tata tertib yang tidak boleh dilanggar.”
”Minggat itu memang melanggar tata tertib keluarga. Dan itu pasti ada maksudnya. Tapi aku tidak mau bertengkar. Aku datang jauh-jauh ke sini, hanya untuk mengatakan sesuatu yang kupikir penting menyangkut dia.”
”Apa?”
”Jangan terlalu memaksanya untuk melakukan hal-hal yang tidak disukainya.”
”Hey, kamu hanyalah pamannya. Aku, ibunya!”
”Aku tahu, dan aku tidak sedang ingin merebut apa pun darimu.”
”Tapi kamu seperti sedang menceramahiku tentang bagaimana menjadi seorang ibu yang baik!”
(Dikutip dari cerpen berjudul "Sesaat Sebelum Berangkat" karya Puthut E.A.)
Latar tempat awal mula terjadinya peristiwa di dalam penggalan cerpen tersebut adalah ....
Urutan struktur cerpen yang benar adalah ....
(1) Latar (suasana, waktu, tempat)
(2) Alur
(3) Biografi penulis
(4) Nilai yang terkandung dalam cerpen
(5) Tokoh dan penokohan
Yang termasuk di dalam unsur intrinsik cerpen adalah ....