Bank Soal Matematika SD Garis Bilangan Pecahan
Soal
Rangkuman

Bab 5 | Bangun Datar | Matematika | Kelas 4
Selengkapnya



Soal Populer Hari Ini
Read the text carefully.
LIMAS AND SPINACH
Preparation time: 10 mins
Cook time: 15 mins
Yield: 4 servings
What you need:
- 2 cups frozen lima beans
- 1/2 cup onion, chopped
- 1 cup fennel bulb, rinsed and cut into 4-inch stirps
- 1 Tbsp vegetable oil
- ¼ cup low-sodium chicken broth
- 1 bag (10 oz) leaf spinach, rinsed
- 1 Tbsp distilled vinegar
- 1/8 tsp ground black pepper
- 1 Tbsp dried chives
Steps:
- In a saucepan, steam or boil lima beans in unsalted water for about 10 minutes. Drain.
- In sauté pan, sauté onion and fennel in oil.
- Add beans and chicken broth to sauté pan, and cover. Cook for 2 minutes.
- Stir in spinach. Cover and cook until spinach has wilted, about 2 minutes.
- Stir in vinegar and pepper. Cover and let stand for 30 seconds.
- Sprinkle with chives and serve.
Sumber: Dinners Cookbook by U.S. Department of Health and Human Services
If we have double quantities for the ingredients, it will be available for … people.
Bahasa Inggris
Level 9
Bahasa Inggris
How to do or make things
Procedure Text
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Read this piece of letter and open the brackets (...)

Source: theculturetrip.com
Dear Mom,
I am in Semarang now. I pass through this amazing building.
The building (1. be-establish) in the Dutch colonization era. It (2. can-see) from the architecture. I heard a sad history of it at glance, but I think the historical buildings (3. should-not-neglect) no matter how it was built and who built it. I think this building potential (4. can-explore) much better. Tomorrow I'll visit the building, let's see!
The most suitable phrase for point 2 is ...
Bahasa Inggris
Level 9
Bahasa Inggris
Using passive voice to describe things
Passive Voice
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Perhatikan tabel dalam kutipan teks laporan percobaan berikut dengan saksama!

(Sumber: academia.edu-Laporan Uji Zat Makanan)
Pernyataan berikut yang sesuai dengan isi tabel adalah ...
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Laporan Percobaan
Identifikasi Laporan Percobaan
KD3.1
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
27-9 = ….
Matematika
Level 9
Bilangan
Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar
Bilangan Berpangkat
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Matematika
Tujuan dibuatnya teks diskusi adalah ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Teks Diskusi
Menggali Informasi Teks Diskusi
KD3.9
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Percobaan Membersihkan Air yang Tercemar Menggunakan Tumbuhan Ilalang
Berdasarkan judul tersebut, penulisan rumusan masalah yang benar adalah ...
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Laporan Percobaan
Menulis Laporan Percobaan
KD4.2
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Ide mengumpulkan sampah plastik yang Parmita dan Mazin jalankan berawal dari ....
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Inspiratif
Menulis Cerita Inspiratif
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Sekolah Berdasarkan Sistem Zonasi, Setuju atau Tidak?
Ketidakmerataan kompetensi siswa menjadi permasalahan pelik yang terus terjadi hingga saat ini. Hal tersebut mengakibatkan adanya ketimpangan kualitas sekolah satu dengan yang lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru. Namun program baru tersebut mendapat banyak perdebatan dari masyarakat. Setuju atau tidak setujukah masyarakat dengan sistem zonasi?
Protes terhadap sistem zonasi bahkan sampai memantik aksi massa. Di Surabaya, aksi massa yang melakukan protes berlangsung sampai malam hari. Presiden Jokowi kemudian mengakui bahwa sistem zonasi perlu dikaji ulang karena banyak menimbulkan masalah dan kritikan.
Wakil Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, menjadi salah satu pihak yang menolak keras sistem zonasi. Hetifah berpandangan bahwa Indonesia belum siap menerapkan sistem zonasi, karena kondisi sarana dan prasarana belum sama baik antara satu sekolah dengan yang lainnya. Ia juga mengatakan bahwa kuantitas dan kualitas guru juga belum merata. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa ia tidak ingin sistem zonasi dibatalkan. Yang Hetifah inginkan adalah sistem zonasi dikaji ulang.
Namun, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy menjadi pihak yang mendukung sistem zonasi diterapkan. Muhadjir menjelaskan bahwa kebijakan sistem zonasi menimba inspirasi dari negara maju seperti Jepang, Amerika, Jerman, dan lain sebagainya. Ia juga mengatakan bahwa persoalan yang dihadapi negara-negara maju tersebut pun pada awalnya sama dengan Indonesia. Secara bertahap mereka terus memperbaikinya sehingga menjadi maju seperti sekarang.
Ketua DPP PKS, Ledia Hanifah Amaliah, memberikan solusi kepada pemerintah terkait penentangan sistem zonasi. Hanifah mengatakan, "Solusi pertama, evaluasi menyeluruh kebijakan sistem zonasi. Kedua, beri keleluasaan pada daerah untuk menyesuaikan kondisinya."
(Sumber: Detik.com, dengan penyesuaian)
Alasan pendukung dari kelompok yang kontra adalah ...
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Teks Diskusi
Menggali Informasi Teks Diskusi
KD3.9
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Bahasa Indonesia
Read the following text dan answer the question.

From the text we know that there are schools in the province which are … the school.
Bahasa Inggris
Level 9
Bahasa Inggris
Appreciation over achievements or happiness
Expressions of Congratulations
Expressions of Congratulating
Kelas IX
Kurikulum 2013
K13
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Cerita di atas sangat inspiratif karena mengisahkan ...
Bahasa Indonesia
Level 9
Menulis
Cerita Inspiratif
Menulis Cerita Inspiratif
Cek Contoh Kuis Online
Kejar Kuis
Cek Contoh Bank Soal
Kejar Soal
Read the text carefully.
LIMAS AND SPINACH
Preparation time: 10 mins
Cook time: 15 mins
Yield: 4 servings
What you need:
- 2 cups frozen lima beans
- 1/2 cup onion, chopped
- 1 cup fennel bulb, rinsed and cut into 4-inch stirps
- 1 Tbsp vegetable oil
- ¼ cup low-sodium chicken broth
- 1 bag (10 oz) leaf spinach, rinsed
- 1 Tbsp distilled vinegar
- 1/8 tsp ground black pepper
- 1 Tbsp dried chives
Steps:
- In a saucepan, steam or boil lima beans in unsalted water for about 10 minutes. Drain.
- In sauté pan, sauté onion and fennel in oil.
- Add beans and chicken broth to sauté pan, and cover. Cook for 2 minutes.
- Stir in spinach. Cover and cook until spinach has wilted, about 2 minutes.
- Stir in vinegar and pepper. Cover and let stand for 30 seconds.
- Sprinkle with chives and serve.
Sumber: Dinners Cookbook by U.S. Department of Health and Human Services
If we have double quantities for the ingredients, it will be available for … people.
Read this piece of letter and open the brackets (...)
Source: theculturetrip.com
Dear Mom, I am in Semarang now. I pass through this amazing building. The building (1. be-establish) in the Dutch colonization era. It (2. can-see) from the architecture. I heard a sad history of it at glance, but I think the historical buildings (3. should-not-neglect) no matter how it was built and who built it. I think this building potential (4. can-explore) much better. Tomorrow I'll visit the building, let's see!
The most suitable phrase for point 2 is ...
Perhatikan tabel dalam kutipan teks laporan percobaan berikut dengan saksama!
(Sumber: academia.edu-Laporan Uji Zat Makanan)
Pernyataan berikut yang sesuai dengan isi tabel adalah ...
27-9 = ….
Tujuan dibuatnya teks diskusi adalah ....
Percobaan Membersihkan Air yang Tercemar Menggunakan Tumbuhan Ilalang
Berdasarkan judul tersebut, penulisan rumusan masalah yang benar adalah ...
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Ide mengumpulkan sampah plastik yang Parmita dan Mazin jalankan berawal dari ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Sekolah Berdasarkan Sistem Zonasi, Setuju atau Tidak?
Ketidakmerataan kompetensi siswa menjadi permasalahan pelik yang terus terjadi hingga saat ini. Hal tersebut mengakibatkan adanya ketimpangan kualitas sekolah satu dengan yang lainnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah menerapkan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru. Namun program baru tersebut mendapat banyak perdebatan dari masyarakat. Setuju atau tidak setujukah masyarakat dengan sistem zonasi?
Protes terhadap sistem zonasi bahkan sampai memantik aksi massa. Di Surabaya, aksi massa yang melakukan protes berlangsung sampai malam hari. Presiden Jokowi kemudian mengakui bahwa sistem zonasi perlu dikaji ulang karena banyak menimbulkan masalah dan kritikan.
Wakil Ketua Komisi X, Hetifah Sjaifudian, menjadi salah satu pihak yang menolak keras sistem zonasi. Hetifah berpandangan bahwa Indonesia belum siap menerapkan sistem zonasi, karena kondisi sarana dan prasarana belum sama baik antara satu sekolah dengan yang lainnya. Ia juga mengatakan bahwa kuantitas dan kualitas guru juga belum merata. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa ia tidak ingin sistem zonasi dibatalkan. Yang Hetifah inginkan adalah sistem zonasi dikaji ulang.
Namun, Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy menjadi pihak yang mendukung sistem zonasi diterapkan. Muhadjir menjelaskan bahwa kebijakan sistem zonasi menimba inspirasi dari negara maju seperti Jepang, Amerika, Jerman, dan lain sebagainya. Ia juga mengatakan bahwa persoalan yang dihadapi negara-negara maju tersebut pun pada awalnya sama dengan Indonesia. Secara bertahap mereka terus memperbaikinya sehingga menjadi maju seperti sekarang.
Ketua DPP PKS, Ledia Hanifah Amaliah, memberikan solusi kepada pemerintah terkait penentangan sistem zonasi. Hanifah mengatakan, "Solusi pertama, evaluasi menyeluruh kebijakan sistem zonasi. Kedua, beri keleluasaan pada daerah untuk menyesuaikan kondisinya."
(Sumber: Detik.com, dengan penyesuaian)
Alasan pendukung dari kelompok yang kontra adalah ...
Read the following text dan answer the question.
From the text we know that there are schools in the province which are … the school.
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Cerita di atas sangat inspiratif karena mengisahkan ...