Toilet

Pada suatu siang yang terik, sebuah angkot sedang melaju tenang di jalanan kota. Dalam angkot tersebut, ada tiga siswa SMA yang sedang menceritakan keunggulan sekolahnya masing-masing. Mereka tampak antusias saat menceritakan toilet yang ada di sekolah mereka.

Siswa SMAN 1 mengatakan bahwa toilet di sekolahannya sangat wangi. “Toilet di sekolahku sangat wangi. Di sana ada pengharum ruangan, gantungan baju, dan ada toilet duduknya. Semuanya selalu bersih dan wangi.”

Mendengar itu, siswa SMAN 2 tidak mau kalah. Ia membalas, “Toilet di sekolahku juga sangat bersih. Di sana ada keran air yang dapat mengalir tanpa disentuh, tempat sabun cuci tangan dengan sensor, juga pengering tangan elektrik. Di sana juga ada tisu yang banyak dan cermin yang selalu bersih.”

Siswa SMAN 3 juga ikut membalas perkataan dua siswa tadi. Siswa tersebut berkata dengan santainya, “Heleh, toilet di sekolah kalian tidak ada apa-apanya dengan toilet sekolahku. Toilet di sekolahku serba ada dan serba komplit. Di sana ada tempat sampah yang penuh dengan sampah, tembok yang penuh sarang laba-laba, dan keran air yang sering tersumbat. Klosetnya juga dihiasi kotoran kering yang beraroma wangi seperti pewangi alami.”

Dua siswa sebelumnya saling bertatapan. Akhirnya, tiga siswa tersebut tertawa terbahak-bahak karena merasa miris dan geli. Mereka miris dan geli mendengar kondisi toilet yang diceritakan siswa SMAN 3 tadi.

(Sumber: anekdot “WC” karya Najwa Sekar Timur dengan penyesuaian)