Burung Berbulu Putih
Bertengger di atas pohon
Bulu putih berparuh dan berkaki merah
Tatapan matanya begitu menggemaskan
Membuatku ingin menatapnya
Sayangnya,
Itu hanya angan-angan
Kau hanyalah lukisan
Yang ada di hadapanku
Tertipu semua orang melihatmu
Dan mulai berangan
Bahwa kau benar-benar ada
Tepat di hadapan mereka
(Karya: Najla Desva, dalam Majalah Bobo Edisi 40-45 tahun 2016)
Puisi di atas berisi tentang angan-angan pengarang ....
A
agar burung di lukisan menjadi kenyataan
B
untuk memiliki burung berbulu putih
C
untuk membuat lukisan burung yang sama
D
agar bisa terbang bebas seperti burung
Pembahasan:
Puisi di atas bercerita tentang seorang pengarang yang mengagumi seekor burung berbulu putih, tetapi sayangnya burung itu hanyalah lukisan (lihat bait pertama dan kedua). Pengarang akhirnya berangan-angan agar lukisan burung tersebut bisa berubah menjadi burung yang sesungguhnya (Dan mulai berangan; Bahwa kau benar-benar ada).
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.886 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Melisa, Siswa SD Berprestasi Meski Menulis Hanya Menggunakan Kaki
Melisa Diana Putri adalah seorang siswi difabel di SDN Tukul II Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Melisa duduk di kelas 8. Ia bercita-cita menjadi guru. Semangatnya sangat tinggi meski ia belajar dan beraktivitas menggunakan kaki.
Melisa mengikuti pelajaran di sekolah bersama teman-temannya seperti biasa. Namun saat menulis di buku tulis, dia menggunakan jari kaki. Oleh sekolah, meja khusus dia menulis dibuat lebih rendah dari tubuhnya. Saat menulis di papan tulis untuk mengerjakan tugas dari guru, ia juga menggunakan kaki. Kaki kirinya menopang tubuh agar seimbang, sementara kaki kanannya lincah menulis di papan tulis. Meski menggunakan kaki sejak lahir, tulisan Melisa rapi.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Melisa sangat tekun dalam belajar. Ia sangat bersemangat meraih prestasi dan nilai baik. Menurut pengakuan gurunya, Melisa memang sangat jago matematika. Selain itu, Melisa juga hobi membaca. Buku apa pun dia baca. Melisa mengaku, ia membaca buku untuk memperluas wawasan.
Menurut Tri Adi Nurfeni, guru Bahasa Indonesia, Melisa meraih cukup banyak prestasi. Melisa pernah juara lomba baca, tulis dan hitung tingkat kecamatan, dan ditunjuk menjadi duta sekolah karena pengetahuannya yang bagus. Berkat pencapaian Melisa, Wakil Bupati Timbul Prihanjoko mengunjungi Melisa di sekolah. Joko, panggilan akrab Wakil Bupati Probolinggi, terharu melihat semangat Melisa untuk meraih cita-cita. Joko dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo memberi sejumlah bantuan untuk kelanjutan belajar Melisa.
Melisa menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang dalam meraih prestasi. Berkat ketekunan dalam belajar, Melisa dapat menghilangkan keterbatasan-keterbatasan itu tadi.
(Sumber: Kompas.com, dengan penyesuaian)
Bentuk empati dari pihak sekolah kepada Melisa adalah ....
Yang merupakan faktorisasi bentuk aljabar 10x + 5y adalah ….
Hasil dari adalah ....
Yang saya hormati Bapak Ibu kepala direktur,
serta rekan-rekan yang saya banggakan,
Bagian teks di atas termasuk dalam struktur ....
Nilai sosial dan nilai moral termasuk ... cerita inspiratif.