Bank Soal Bahasa Indonesia SD Cerita Rakyat

Soal

Pilgan

Legenda Roro Jonggrang

Ilustrasi by Pramana Widodo for kejarcita


Alkisah pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Prambanan. Rajanya berwujud raksasa dan namanya Prabu Baka. Prabu Baka memiliki ambisi besar. Bersama pasukannya, ia pergi menyerang Kerajaan Pengging. Karena diserang, Raja Pengging mengirim panglima perang kerajaan, Bandung Bondowoso, untuk menghadapi musuhnya. Semangat perang yang dikobarkan Bandung Bondowoso membuat pasukan musuh bergidik ngeri. Tak butuh waktu lama, pasukan Prabu Baka akhirnya berhasil ditumpas habis dan tinggallah Prabu Baka yang tersisa. Dengan amarah yang meledak, Prabu Baka berlari menerjang Bandung Bondowoso dengan ganas. Namun nahas, sang Raksasa akhirnya tewas bersimbah darah terhantam senjata sakti Bandung Bondowoso. 

Dengan sorak-sorai, Bandung Bondowoso bersama pasukan pilihannya menuju Kerajaan Prambanan. Sesampainya di istana Prambanan, Bandung Bondowoso terkesima melihat seorang putri yang cantiknya tiada tara. “Wahai Putri nan cantik jelita, siapakah engkau?” tanya Bandung Bondowoso. “Aku adalah Roro Jonggrang, putri Prabu Baka,” jawab Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso serasa tak percaya karena wanita cantik ini berbeda sekali dengan ayahnya, seorang raksasa. Tapi karena sudah terlanjur jatuh hati, ia langsung meminangnya. “Roro Jonggrang, maukah engkau menjadi istriku?” Setelah berpikir sejenak, Roro Jonggrang menjawab, “Aku bersedia, tetapi ada syarat yang harus engkau penuhi. Buatkanlah aku sumur yang dalam dan seribu candi dalam satu malam. Jika engkau berhasil menyelesaikan keduanya sebelum fajar menyingsing, aku akan menjadi istrimu.” Tanpa berpikir panjang, Bandung Bondowoso pun menyetujuinya.

Pada malam yang ditetapkan, Bandung Bondowoso mulai menggali sumur seperti yang diminta Roro Jonggrang. Berkat kesaktiannya, ia pun berhasil menggali sumur yang dalam dengan singkat. Bandung Bondowoso lalu bergegas membangun seribu candi dengan mengerahkan semua pasukannya. Ia juga memanggil bala bantuan dari para makhluk halus untuk membangunnya. Lewat tengah malam, bangunan seribu candi sudah hampir selesai. Roro Jonggrang yang sempat menengok dari kejauhan pun mulai resah. Ia sebenarnya tidak mau menikah dengan orang yang telah membunuh ayahnya.

Roro Jonggrang lalu mengumpulkan penduduk desa untuk menumbuk lesung dan membakar jerami. Benar saja, ayam-ayam pun mulai berkokok bersahut-sahutan dan warna langit terlihat merah karena kobaran api. Mengira pagi sudah tiba, pasukan makhluk halus Bandung Bondowoso pun langsung berhamburan melarikan diri. Roro Jonggrang lalu datang untuk menghitung jumlah candi. Ternyata kurang satu candi lagi untuk bisa menjadi seribu candi. Bandung Bondowoso tersadar kalau ia telah diperdaya Roro Jonggrang. Ia pun berang dan mengutuk Roro Jonggrang. Setelah dikutuk, Roro Jonggrang sungguh berubah menjadi arca yang menggenapi seribu candinya. Arcanya kemudian dikenal orang sebagai Arca Roro Jonggrang.

Watak Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso menurut cerita tersebut adalah ....

A

mudah putus asa (Roro Jonggrang); licik (Bandung Bondowoso)

B

penipu (Roro Jonggrang); pemarah (Bandung Bondowoso)

C

cerdik (Roro Jonggrang); gigih (Bandung Bondowoso)

D

setia (Roro Jonggrang); penurut (Bandung Bondowoso)

Pembahasan:

Watak adalah karakter atau sifat tokoh yang disampaikan dalam cerita, baik secara langsung (deskripsi pengarang) maupun tidak langsung (percakapan antartokoh, tindakan tokoh, dan pendapat tokoh lain). Menurut cerita di atas, watak Roro Jonggrang terlihat pada kalimat pertama paragraf terakhir.

Roro Jonggrang mengumpulkan penduduk desa untuk menumbuk lesung dan membakar jerami.

Berdasarkan kalimat di atas, tampak bahwa Roro Jonggrang adalah orang yang cerdik. Ia membuat pagi seolah sudah tiba dengan mengumpulkan penduduk untuk melakukan aktivitas yang biasa dikerjakan pada pagi dan siang hari, seperti menumbuk lesung dan membakar jerami. Dengan tipu muslihatnya tersebut, ia berhasil membuat pasukan makhluk halus berlarian meninggalkan area pembangunan seribu candi sehingga Bandung Bondowoso gagal menyelesaikan pembangunan seribu candi.

Sementara itu, watak Bandung Bondowoso tampak pada kutipan berikut.

Semangat perang yang dikobarkan Bandung Bondowoso membuat pasukan musuh bergidik ngeri. Tak butuh waktu lama, pasukan Prabu Baka akhirnya berhasil ditumpas habis dan tinggallah Prabu Baka yang tersisa.

Dari kutipan di atas terlihat bahwa Bandung Bondowoso merupakan orang yang gigih dalam berperang melawan musuh. Selain itu kegigihan Bandung Bondowoso juga tampak pada kegigihannya dalam mengabulkan permintaan Roro Jonggrang yang sangat sulit.

Jadi, watak kedua tokoh dalam cerita di atas adalah cerdik (Roro Jonggrang); gigih (Bandung Bondowoso).


K13 Kelas IV Bahasa Indonesia Membaca Teks Fiksi-Tokoh Cerita Cerita Rakyat Skor 2
Video LOTS
Video
13 Mei 2020
Cerita Rakyat | Bahasa Indonesia | Kelas IV
Rangkuman
15 Januari 2021
Bab 4 | Gagasan Pokok Teks | Bahasa Indonesia | Kelas 4

Siswa

Ingin latihan soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Guru

Ingin akses bank soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Soal Populer Hari Ini

Cek Contoh Kuis Online

Kejar Kuis

Cek Contoh Bank Soal

Kejar Soal