Joko Kendil (Putra Raja)
Alkisah, hiduplah Raja Asmawikana dan kedua istrinya di Kerajaan Ngambar Arum, Jawa Tengah. Sang permaisuri bernama Prameswari dan selirnya bernama Dewi Dursilawati. Prameswari telah dua kali mengandung, tapi keguguran karena diam-diam diracuni oleh Dewi Dursilawati. Sang selir ingin anaknyalah yang menjadi penerus takhta. Saat mengandung ketiga kalinya, Dursilawati gagal mengulangi siasatnya meracuni permaisuri. Oleh karena itu, ia mencari dukun untuk mengutuk jabang bayinya supaya cacat. Benar juga, seorang bayi lelaki terlahir dengan kepala berbentuk kendil (periuk nasi).
Sang raja merasa curiga dengan kecacatan putranya Joko Kendil. Ia meminta seorang pertapa sakti untuk datang ke istana dan menyelidiki keadaan sang bayi. Sang pertapa memberitahu raja tentang kutukan dukun dan cara menyembuhkannya. Ia menasihati raja untuk menitipkan Joko Kendil ke Mbok Rondho, seorang nenek di desa terpencil. Nasihat itu diikuti oleh sang raja. Untunglah Mbok Rondho mau menerima dan membesarkan Joko Kendil. Joko Kendil tumbuh menjadi anak yang rajin, baik hati, dan disayang semua orang.
Suatu hari, raja negeri seberang lewat dekat desa bersama putrinya yang cantik. Melihat Putri Ngapunten, Joko Kendil langsung jatuh hati dan ingin menikahinya. Ia mendesak Mbok Rondho untuk meminang sang putri. Akhirnya Mbok Rondho menyanggupi dan pergi ke negeri seberang dengan mas kawin dari ayahanda raja.
Malam itu, raja negeri seberang bermimpi tentang kendil yang berubah menjadi ksatria tampan yang menikahi putrinya. Paginya, Mbok Rondho tiba dengan lamaran Joko Kendil. Mengingat mimpinya, sang raja menerima pinangan dan segera melangsungkan pernikahan putrinya. Saat pesta berlangsung, tiba-tiba muncul pemuda tampan dan gagah yang berjalan menuju pelaminan. Ia mengaku sebagai Joko Kendil yang telah terbebas dari kutukan karena menikah dengan putri raja. Para hadirin menyambutnya dengan sorak sorai. Setelahnya, Joko Kendil dan Putri Ngapunten hidup rukun dan bahagia.
(Sumber: cerita-kancil.blogspot.com, dengan penyesuaian)
Berdasarkan cerita di atas, yang meneluh Joko Kendil adalah ....
A
dukun
B
Dewi Dursilawati
C
Mbok Rondho
D
pertapa sakti
Pembahasan:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kutuk adalah doa atau kata-kata yang dapat mengakibatkan kesusahan atau bencana kepada seseorang. Adapun kutukan adalah kesusahan atau bencana yang menimpa seseorang disebabkan doa atau kata-kata yang diucapkan orang lain.
Perhatikan bagian akhir paragraf pertama:
Saat mengandung ketiga kalinya, Dursilawati gagal mengulangi siasatnya meracuni permaisuri. Oleh karena itu, ia mencari dukun untuk mengutuk jabang bayinya supaya cacat. Benar juga, seorang bayi lelaki terlahir dengan kepala berbentuk kendil (periuk nasi).
Dari kalimat-kalimat di atas, dapat disimpulkan kalau Dursilawati meminta dukun untuk mengutuk Joko Kendil. Jadi jawaban yang tepat adalah dukun.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 39.511 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Jika , , dan , berapakah ?
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Pedagang Es Keliling Berhasil Kuliahkan Anaknya
(1) Seorang pria paruh baya bernama Tobiin, dari Bekasi, rela banting tulang untuk membiayai pendidikan kedua anaknya. (2) Pria berusia 54 tahun tersebut menjadi seorang penjual es keliling setiap harinya. (3) Ia biasanya mulai keliling dari pagi dan pulang ketika sudah petang. (4) Ia dan keluarganya tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah Pondok Melati, Bekasi.
Pekerjaan tersebut harus ia lakoni agar anak-anaknya mampu bersekolah sampai jenjang yang tinggi. Tobiin ingin anak-anaknya bisa kuliah. Awalnya ia tidak percaya diri dengan pekerjaan yang ia lakoni tersebut. Namun apabila ia tidak bekerja, maka anaknya tidak mampu melanjutkan sekolah.
Dengan tekad itu tadi, Tobiin bersemangat menjadi penjual es keliling. Ia sudah bekerja selama 15 tahun mengayuh sepeda dari kampung ke kampung. Bahkan ia sampai menyembunyikan pekerjaannya dari anak-anaknya, agar mereka tidak merasa kecil hati di hadapan teman-temannya.
Dari kayuhannya berjualan keliling, kedua anak Tobiin bisa berkuliah di Jakarta. Ia sangat bahagia mendapati harapannya bisa terwujud. Anak pertamanya yang bernama Hayatullah sudah lulus dari Universitas Islam Negeri dan kini sudah bekerja. Sedangkan anaknya yang kedua, Nahib, saat ini sedang berkuliah di Universitas Mercu Buana.
Tobiin telah membuktikan bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Sebagai orangtua, ia rela melakukan apapun untuk anaknya. Sebab kebahagiaan orang tua adalah ketika bisa melihat anaknya bahagia dan sukses.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Kalimat bermajas pada paragraf kesatu ditunjukan pada kalimat nomor ....
Hasil dari adalah ....
Di bawah ini yang tidak termasuk struktur pidato persuasif adalah ....
Berapakah jarak yang terbentuk antara titik C(3, 5) dengan titik D(-1, -2)?