Cermati penggalan pidato berikut!
(1) Generasi muda adalah tunas bangsa yang seharusnya dapat mengharumkan nama bangsa. (2) Menghindari hal-hal negatif dan terus berprestasi dalam bidang akademik dan non-akademik dapat menjadi salah satu cara untuk mengharumkan nama bangsa. (3) Selain itu, generasi muda yang berguna untuk sekitarnya mampu membawa angin segar bagi kemajuan bangsa. (4) Maka, mari berkarya dan berpartisipasi bagi kemajuan bangsa dan negeri kita ini.
Kalimat yang menunjukkan ajakan adalah kalimat bernomor ....
A
(4)
B
(1)
C
(2)
D
(3)
Pembahasan:
Kalimat ajakan adalah kalimat yang mengajak pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Penggunaan kata mari dan ayo merupakan salah satu ciri yang menonjol dari kalimat ajakan.
Mari kita cermati kalimat keempat penggalan pidato tersebut.
Maka, mari berkarya dan berpartisipasi bagi kemajuan bangsa dan negeri kita ini.
Penggunaan kata mari menunjukkan kalimat tersebut adalah kalimat ajakan. Selain itu, inti dari kalimat tersebut adalah orator mengajak pendengarnya untuk berkarya dan berpartisipasi bagi kemajuan bangsa dan negeri kita ini.
Sehingga, kalimat yang menunjukkan ajakan adalah kalimat bernomor (4).
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.786 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Berikut ini yang merupakan unsur kebahasaan teks cerita inspiratif, kecuali ....
Hasil dari
Jika sekolah dimulai pukul dan berakhir pukul , berapa bagian dari satu hari waktu sekolah tersebut?
Yang saya hormati Bapak Ibu kepala direktur,
serta rekan-rekan yang saya banggakan,
Bagian teks di atas termasuk dalam struktur ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Tokoh utama dalam cerita di atas adalah ....