Legenda Nyi Roro Kidul (Sunda)
Alkisah hiduplah Dewi Kandita, seorang putri cantik dari Kerajaan Sunda Pajajaran. Ia anak satu-satunya dari permaisuri. Ayahnya, Raja Munding Wangi, sangat sayang kepadanya. Ayahnya ingin ia menjadi penerus takhta kerajaan.
Namun selir raja, Dewi Mutiara, merasa cemburu. Ia ingin anak lelakinya yang menjadi penerus takhta. Ia pun segera mencari akal jahat untuk mencelakakan Kandita. Ia berhasil menemukan seorang dukun yang setuju untuk membantu. Sang dukun menggunakan sihir sehingga Kandita menderita penyakit kulit. Kandita tidak lagi cantik, karena tubuhnya penuh luka yang menjijikkan. Dewi Mutiara kemudian menghasut raja untuk mengusir Kandita. Sang raja pun terhasut, karena ia takut penyakit Kandita membawa kesialan bagi kerajaan. Kandita diminta untuk meninggalkan istana dan kerajaan.
Kandita merasa sangat sedih karena nasib buruknya itu. Ia berjalan tujuh hari tujuh malam hingga tiba di pantai Laut Selatan. Saat malam tiba, ia bermimpi adanya sebuah suara yang menyuruhnya untuk berendam di laut. Pagi pun tiba. Tanpa ragu ia menceburkan dirinya ke laut. Benar saja, semua luka dari tubuhnya menghilang. Ia kembali menjadi cantik. Bahkan ia sekarang mempunyai kesaktian. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai Nyi Roro Kidul, yang menguasai para lelembut penghuni Laut Selatan.
(Sumber: dongengceritarakyat.com, wikipedia)
Watak tokoh Dewi Kandita dalam cerita di atas adalah ....
A
pendendam
B
penyayang
C
pantang menyerah
D
dengki
Pembahasan:
Watak/penokohan adalah cara pengarang melukiskan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Menentukan watak tokoh dapat melalui cara langsung dan tidak langsung. Penyampaian watak secara langsung adalah melalui deskripsi watak tokoh oleh pengarang itu sendiri. Deskripsi ini berupa kalimat-kalimat penjelasan mengenai watak tokoh dalam teks. Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain.
Dalam cerita di atas, watak Dewi Kandita disampaikan lewat tindakannya yang tidak menyerah walaupun diusir dari kerajaan. Ia berjalan tujuh hari tujuh malam hingga tiba di pantai Laut Selatan. Ia pun tidak ragu menceburkan dirinya ke laut ketika diberi mimpi. Ini mencerminkan sikap pantang menyerah.
Jadi jawaban yang tepat adalah pantang menyerah.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 43.922 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Melisa, Siswa SD Berprestasi Meski Menulis Hanya Menggunakan Kaki
Melisa Diana Putri adalah seorang siswi difabel di SDN Tukul II Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Melisa duduk di kelas 8. Ia bercita-cita menjadi guru. Semangatnya sangat tinggi meski ia belajar dan beraktivitas menggunakan kaki.
Melisa mengikuti pelajaran di sekolah bersama teman-temannya seperti biasa. Namun saat menulis di buku tulis, dia menggunakan jari kaki. Oleh sekolah, meja khusus dia menulis dibuat lebih rendah dari tubuhnya. Saat menulis di papan tulis untuk mengerjakan tugas dari guru, ia juga menggunakan kaki. Kaki kirinya menopang tubuh agar seimbang, sementara kaki kanannya lincah menulis di papan tulis. Meski menggunakan kaki sejak lahir, tulisan Melisa rapi.
Meskipun memiliki keterbatasan fisik, Melisa sangat tekun dalam belajar. Ia sangat bersemangat meraih prestasi dan nilai baik. Menurut pengakuan gurunya, Melisa memang sangat jago matematika. Selain itu, Melisa juga hobi membaca. Buku apa pun dia baca. Melisa mengaku, ia membaca buku untuk memperluas wawasan.
Menurut Tri Adi Nurfeni, guru Bahasa Indonesia, Melisa meraih cukup banyak prestasi. Melisa pernah juara lomba baca, tulis dan hitung tingkat kecamatan, dan ditunjuk menjadi duta sekolah karena pengetahuannya yang bagus. Berkat pencapaian Melisa, Wakil Bupati Timbul Prihanjoko mengunjungi Melisa di sekolah. Joko, panggilan akrab Wakil Bupati Probolinggi, terharu melihat semangat Melisa untuk meraih cita-cita. Joko dan sejumlah pejabat Pemkab Probolinggo memberi sejumlah bantuan untuk kelanjutan belajar Melisa.
Melisa menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi seseorang dalam meraih prestasi. Berkat ketekunan dalam belajar, Melisa dapat menghilangkan keterbatasan-keterbatasan itu tadi.
(Sumber: Kompas.com, dengan penyesuaian)
Bentuk empati dari pihak sekolah kepada Melisa adalah ....
Hasil dari:
Hasil dari adalah ....
Cermati pidato berikut!
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Bapak Ibu Wali Murid sekalian,
Dan anak-anak yang saya banggakan,
Pertama-tama, izinkanlah saya untuk menyampaikan gagasan dan pesan terkait dengan kenakalan remaja yang semakin marak di tengah perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini. Di tengah gempuran perkembangan teknologi dan komunikasi, banyak anak-anak muda yang sukses dalam meniti kehidupan dan prestasi. Namun, di balik itu tidak sedikit juga yang terjerumus ke dalam kenakalan remaja seperti pergaulan dan sosial yang salah.
Kalimat pembuka untuk mengawali isi pidato tersebut yang tepat adalah ...
Nilai sosial dan nilai moral termasuk ... cerita inspiratif.