Bank Soal Bahasa Indonesia SMA Identifikasi Informasi dan Nilai-Nilai Teks Sejarah

Soal

Pilgan

Kutipan Teks Cerita Sejarah Berjudul Anak Semua Bangsa

Justru pada waktu itu Maysaroh lari ke ruang depan lagi. Matanya merah dan basah. Memekik, menangis sejadi-jadinya. Tangan kecilnya menuding Ir. Mellema.

"Ini orangnya, ya, ini, Insinyur Maurits Mellema. Dia yang merampas Kakak Annelies. Dia yang membunuhnya."

May menjadi kalap dalam tangisnya. Ia lari ke hadapan perwira ahli bangunan air itu, memukul-mukul tinju kecilnya pada paha dan perut tamu itu.

"Kembalikan Kakak Annelies, Tuan, kembalikan, Tuan."

Beberapa orang perempuan di belakang kami terdengar ikut menangis. Tersedu-sedu. Seseorang bertanya dalam Jawa, "Noni Annelies mati? Dibunuh dia?"

"Dia yang membunuhnya!" tuding Maysaroh pada tamu, lelah memukuli.

"Mengapa Cak Darsam diam saja?"

"Aku takkan usir Tuan, karena tempat ini milik Tuan." Kata Nyai Ontosoroh. "Pergilah Tuan, sebelum kerusuhan baru timbul. Mereka tahu berduka cita. Mereka semua tersinggung perasaannya."

Insinyur Maurits Mellema menuding pada bungkusan di samping kaki. Tapi, tak ada suara keluar dari mulutnya. Ujung telunjuknya gemetar. Ia berbalik memunggungi kami, melangkah berat meninggalkan ruang depan. Tangan kirinya memegangi sarung pedang.

Maysaroh mengiktui dari belakang, menarik-narik celananya dan terus juga meraung.

"Kembalikan Kak Annelies! Kak Annelies! Kak Annelies!"

Maurits tak menengok lagi. Kedua belah tangannya tak melenggang. Badannya agak membongkok waktu menuruni jenjang, seperti seekor katak tersasar di tengah manusia. Orang-orang yang menonton menyibakkan diri memberi jalan. Terdengar dengung mereka di bawah pekikan Maysaroh, "Pembunuh! Pembunuh saudara tiri!"

"Noni Annelies, Nyai. Tidak sangka ..." Orang mulai menyatakan ikut berduka cita.

Mama tak menjawab. Bungkusan yang ditinggalkan tamu dibukanya. Isinya adalah koper tua dari kaleng, cekung-cekung dan cembung berkarat. Ia buka koper itu. Isinya beberapa lembar pakaian bekas milik Annelies.

"Baik." Desahnya sambil berdiri.

Untuk kedua kalinya aku lihat Mama mengucurkan air mata. Ia tak tahan melihat pakaian anaknya yang tersayang. Koper itu yang mengenangkannya pada masa terusir dari rumah orang tuanya dulu. Ia harus terusir lagi sekarang. Dari rumah yang selama ini dikelolanya.

Cepat-cepat ia seka air matanya.

"Sebagaimana kita akan tetap terkenang pada hari ini, dia pun seumur hidup akan diburu-buru oleh kenangan hari ini, sampai matinya, sampai dalam kuburnya."

"Ya, Ma. Kita sudah melawan, Ma. Biar pun hanya dengan mulut."

(Dikutip dari novel Anak Semua Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer)

Tokoh yang menjadi musuh pada kutipan di atas adalah ....

A

Annelies

B

Maysaroh

C

Cak Darsam

D

Maurits Mellema

E

Nyai Ontosoroh

Pembahasan:

Teks cerita sejarah termasuk rekon imajinasi, yaitu cerita yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah.

Teks cerita sejarah memiliki unsur-unsur yang membangunnya. Tokoh merupakan salah satu unsur pembangun dalam teks cerita sejarah. Tokoh adalah pelaku atau karakter yang menjalankan cerita.

Tokoh yang menjadi musuh pada kutipan di atas adalah Maurits Mellema.

Hal tersebut ditunjukkan oleh kutipan berikut ini.

"Ini orangnya, ya, ini, Insinyur Maurits Mellema. Dia yang merampas kakak Annelies. Dia yang membunuhnya."

K13 Kelas XII Bahasa Indonesia Teks Sejarah Identifikasi Informasi dan Nilai-Nilai Teks Sej... Skor 2
LOTS
Video
19 April 2022
Identifikasi Informasi dan Nilai-Nilai Teks Sejarah | Bahasa Indonesia | Kelas XII
Rangkuman
15 Januari 2021
Bab 4 | Gagasan Pokok Teks | Bahasa Indonesia | Kelas 4

Siswa

Ingin latihan soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Guru

Ingin akses bank soal, nonton, atau unduh materi belajar lebih banyak?

Buat Akun Gratis

Soal Populer Hari Ini

Cek Contoh Kuis Online

Kejar Kuis

Cek Contoh Bank Soal

Kejar Soal