Perhatikan kalimat-kalimat berikut ini!
- Alika berangkat sekolah pukul 06.30.
- Arfin pulang sekolah pukul 1.500.
- Fatin makan siang pukul 120.0.
- Fatimah makan malam pukul 19.00.
Penggunaan tanda titik yang tepat untuk penulisan waktu terdapat pada kalimat nomor ....
A
1 dan 2
B
2 dan 3
C
1 dan 4
Pembahasan:
Penggunaan tanda titik yang tepat adalah sebagai berikut.
- Tanda titik digunakan di akhir kalimat pernyataan atau kalimat pemberitahuan.
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam dan menit yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contohnya adalah pukul 06.30 (pukul 6 lewat 30 menit).
Penulisan titik yang tepat dalam penulisan waktu adalah sebagai berikut.
- Angka paling depan menunjukkan jam. Angka yang menunjukkan jam paling banyak hanya terdiri dari dua angka dan paling besar hanya sampai angka 24. Misalnya 01, 12, atau 24. Dua angka yang menunjukkan jam diikuti dengan tanda titik.
- Angka di belakang jam menunjukkan menit. Angka yang menunjukkan menit paling banyak hanya terdiri dari dua angka dan paling besar hanya sampai angka 59. Contoh: pukul 10.20 (pukul sepuluh lewat dua puluh menit. Dua angka yang menunjukkan menit diikuti dengan tanda titik jika dilanjutkan dengan angka detik. Contoh: pukul 05.10.12 (pukul 5 lewat sepuluh menit dua belas detik).
- Angka di belakang menit menunjukkan detik. Angka yang menunjukkan detik paling banyak hanya terdiri dari dua angka dan paling besar hanya sampai angka 59.
Jadi, penggunaan tanda titik yang tepat untuk penulisan waktu terdapat pada kalimat nomor 1 dan 4, yaitu
Alika berangkat sekolah pukul 06.30.
Fatimah makan malam pukul 19.00.
*Arfin pulang sekolah pukul 1.500. --> Tidak tepat karena peletakan tanda titiknya salah.
Kalimat yang tepat adalah Arfin pulang sekolah pukul 15.00.
*Fatin makan siang pukul 120.0. --> Tidak tepat karena peletakan tanda titiknya salah.
Kalimat yang tepat adalah Fatin makan siang pukul 12.00.
Ingin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 44.164 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Akibat adanya virus corona, segala jenis kegiatan belajar mengajar dalam lembaga pendidikan formal diliburkan untuk sementara waktu. Format pengajaran pun harus berubah. Sebagai gantinya guru dan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring/online. Namun kegiatan tersebut seringkali mengalami kendala. Hal itulah yang membuat seorang guru di Sumenep memutuskan datang ke rumah masing-masing siswa.
Guru tersebut adalah Avan Fathurrahman. Avan merupakan guru di Sekolah Dasar Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Melalui unggahan di akun Facebook pribadinya, ia menceritakan perjuangannya mengajar di masa pandemi.
Pembelajaran dari rumah mewajibkan Avan memberikan instruksi dan materi pelajaran melalui gawai. Namun hal itu tidak semudah yang diharapkan. Penyebabnya adalah karena tak semua siswa memiliki gawai untuk belajar dari rumah. Jika pun mereka memiliki gawai, tak semua siswa tahu cara pemakaiannya. Selain itu, orangtua siswa sibuk bekerja di sawah, sehingga mereka tak memiliki waktu untuk membimbing anaknya.
Karena kendala tersebut, Avan mengaku terpaksa melanggar imbauan dari pemerintah. Ia berkeliling ke rumah-rumah siswa tiga kali dalam seminggu. Avan harus rela menempuh jarak yang lumayan jauh dan trek yang lumayan sulit karena masuk ke desa-desa. "Bahkan jika hujan, saya harus jalan kaki ke rumah siswa," ungkapnya ketika ditanyai mengenai kesulitannya dalam mengajar. "Saya sadar ini melanggar imbauan pemerintah, tapi mau gimana lagi?"
Unggahan Avan di Facebooknya tersebut kemudian viral. Banyak warganet yang tersentuh dan mendukung Avan. Sebuah akun yang bernama Uti Nyiut memberi komentar, "Semoga selalu diberi kesehatan, ya, Pak. Semoga ilmu yang diajarkan menjadi berkah." Akun lain yang bernama Rubi Rubiarsih juga memberi komentar, "Guru teladan, baik dijadikan contoh untuk semua guru di Indonesia."
Avan adalah guru yang sangat peduli terhadap keberlangsungan belajar siswanya. Semangatnya dalam mengajar bagaikan matahari yang senantiasa menyinari bumi. Ia rela mengorbankan waktu dan tenaganya agar siswanya bisa mendapat pelajaran yang layak. Inisiatifnya tersebut juga tetap ia sertai dengan kesadaran mematuhi protokol kesehatan.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Majas perumpamaan dalam teks di atas terdapat pada paragraf ....
Hasil dari:
Tanda "" berarti bilangan pertama dibagi dengan , lalu hasilnya dibagi dengan bilangan kedua. Hasil dari adalah ....
Di bawah ini yang tidak termasuk struktur pidato persuasif adalah ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Seorang remaja asal Thailand yang tinggal di timur laut Provinsi Kalasin sedang menjadi buah bibir. Remaja tersebut menjadi buah bibir lantaran menjual lukisannya, mayoritas bergambar pemadangan desa, untuk memenuhi tanggungan biaya kuliahnya.
Remaja bernama Krittamet Saisaen, atau yang akrab disapa Earth tersebut bercita-cita menjadi seorang arsitek. Remaja berusia 18 tahun tersebut mengenang kesukaanya melukis pertama kali, yaitu ketika menemani ibunya saat dirawat di rumah sakit. Hobi menggambarnya memang sudah dimulai sejak ia masih kecil. Oleh karena itu, ia sangat berkeinginan menjadi seorang arsitek yang ahli mendesain bangunan.
Earth ingin mendaftar kuliah di Arsom Silp Institute of The Arts, Bangkok. Namun, biaya yang harus ia bayar untuk bisa menempuh kuliah di sana sebesar 60 ribu baht atau lebih dari 27 juta untuk satu semesternya. Untuk meraih gelar sarjana, ia harus menyelesaikan 10 semester atau memerlukan biaya sekitar 270 juta. Biaya kuliah yang sangat tinggi tersebut tak mampu ia penuhi. Apalagi orangtua Earth sudah tidak ada. Ibunya telah meninggal dunia dan ayahnya meninggalkannya beserta adiknya.
Earth tak patah semangat. Ia berharap bisa mendapatkan uang dengan menjual lukisannya. Ia menjual lukisannya kepada tetangga dengan harga 20 sampai 50 baht, atau sekitar 10 ribu sampai 23 ribu rupiah. Meskipun dibayar sedikit, ia tak patah semangat. Ia terus memoles keterampilannya lewat guru seninya dan video tutorial di Youtube.
Kehidupan Earth membaik setelah kisahnya tersebar di berbagai media sosial. Akibat hal tersebut, ia kemudian kebanjiran pesanan membuat lukisan. Pesanan lukisan tersebut dibayar dengan harga 1000 sampai 2000 bath.
Kerja keras Earth mengasah keterampilan dan gigih menjual lukisan akhirnya menuai hasil. Earth menjadi bukti sebagai anak muda yang berjuang meraih cita-citanya meskipun banyak halangan. Dari penghasilan yang ia dapatkan tersebut ia juga bercita-cita membangun pondok ramah lingkungan untuk mengajari anak-anak melukis.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Judul yang tepat untuk teks inspiratif di atas adalah ...