Karupet Anak Ikan Duyung

(Sumber: budi.kemdikbud.go.id)

Karupet tumbuh menjadi anak yang sehat meskipun kulitnya bersisik seperti ikan. Ibu Samawa sering mengajarkan Karupet untuk menjaga laut dari kerusakan yang dilakukan manusia. Di usianya yang masih anak-anak, Karupet tidak memiliki teman bermain. Ia dijauhi oleh teman-temannya. Namun, Karupet tidak bersedih ia justru sering membantu Samawa untuk berjualan di pasar.

Suatu hari, Karupet pun menanyakan keadaan tubuhnya yang bersisik kepada Ibu Samawa. Terpaksa dengan rasa sedih Ibu Samawa menjawab. “Oh, anakku sayang, kau memang terlahir dengan kulit yang tidak sempurna. Namun, jangan jadikan hal ini sebagai penghalang dirimu untuk terus maju. Sayangilah teman-temanmu meskipun mereka kini memusuhimu. Suatu saat mereka akan berbaik hati kepadamu,” jawab Ibu Samawa sambil membelai rambut Karupet dengan lembut.

Namun, setelah berpikir panjang Samawa memutuskan untuk menceritakan jati diri Karupet yang sebenarnya. Lalu, diceritakanlah bahwa Karupet dilahirkan oleh seekor ikan duyung dan ia bukan anak kandungnya. Samawa menceritakan hal itu dengan suara terbata-bata.

Karupet hanya bisa menangis saat mendengar kisah hidupnya. Samawa mencoba menenangkan hati Karupet agar tidak larut dalam kesedihan. “Jangan bersedih, kau akan selalu menjadi anakku yang paling tampan. Meskipun tidak melahirkan dirimu, aku sangat menyayangimu. Aku mencintaimu sepenuh hati. Kau sudah seperti anakku sendiri,” seru Samawa.

Mereka pun saling berpelukan. Karupet sangat menyayangi Ibu Samawa. Baginya, Ibu Samawa adalah penolong dan pelindung hidupnya. Ia berjanji akan berbakti dan menuruti nasihat dari Ibu Samawa. Ia berharap kelak dapat membalas budi kebaikan Ibu Samawa karena telah merawatnya selama ini.

(Disadur dari buku Karupet si Anak Ikan Duyung karya Purwaningsih)