Latihan Bahasa Indonesia Kelas VIII Daya Tarik dari Buku Fiksi dan Nonfiksi
# 3
Pilgan

Bacalah penggalan novel berikut!

"Congratulations! Selamat, penduduk bumi! Kita baru saja mendapatkan bayi yang kesepuluh miliar!"

Tulisan itu ada di mana-mana pagi ini. Di layar-layar super-tipis stasiun kereta bawah tanah, di papan iklan gedung-gedung, di dinding bus kota, bahkan di lampu lalu lintas perempatan jalan. Huruf-hurufnya bergerak, diikuti gambar kembang api meletus, simbol perayaan. Satu-dua pejalan kaki mendongak, memperhatikan.

"Kamu jangan sampai tertinggal, Lail!" seorang wanita berusia 35 tahun berseru. Dia sedang berjalan cepat melewati trotoar.

Sementara gerimis jatuh dari langit. Butir airnya lembut menerpa wajah.

Anak perempuan yang berjalan di belakangnya mengangguk, buru-buru mengejar ibunya. Tadi dia mendongak, bukan memperhatikan tulisan-tulisan itu, tetapi asyik menatap butir air gerimis. Usianya tiga belas tahun, dengan rambut panjang tergerai. Dia mengenakan seragam sekolah baru, sepatu baru, juga tas baru.

(Dikutip dari novel berjudul "Hujan" karya Tere Liye)


Sudut pandang dari penggalan buku fiksi tersebut adalah ....

A

sudut pandang orang ketiga serba tahu

B

sudut pandang orang pertama tokoh utama

C

sudut pandang orang pertama tokoh sampingan

D

sudut pandang orang ketiga pengamat

Pembahasan:

Sudut pandang terbagi menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama dan ketiga. Sudut pandang orang pertama memiliki ciri khas menggunakan kata ganti orang pertama (baik tunggal maupun jamak) seperti "aku", "kami", "kita", sedangkan sudut pandang orang ketiga memiliki ciri khas menggunakan kata ganti orang ketiga seperti "dia", "ia", "mereka", atau nama tokoh.

Penggalan buku tersebut menggunakan kata ganti orang ketiga dan penulis mampu menggambarkan keadaan suasana, dan apa yang sedang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam penggalan novel tersebut. Ia bahkan mengetahui apa yang dicermati oleh tokoh anak perempuan itu, yang terbukti dalam kalimat berikut.

Tadi dia mendongak, bukan memperhatikan tulisan-tulisan itu, tetapi asyik menatap butir air gerimis.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang digunakan penulis dalam penggalan buku fiksi tersebut adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.