Latihan Bahasa Indonesia Kelas VII Unsur Pembangun Buku Fiksi dan Nonfiksi
# 6
Pilgan

Cermati kutipan novel berikut!

Esok sorenya, Aini sudah berdiri lagi di bawah pohon nangka itu sambil mendekap buku-buku dan memegangi perutnya. Ibu Desi marah-marah tapi membukakannya pintu. Mereka belajar matematika lagi dan tensi Bu Desi naik lagi. Habis Aini didampratnya, namun semakin keras Ibu Desi memarahinya, semakin kuat kemauan Aini untuk bisa matematika. Semakin Ibu Desi mengusirnya, semakin dia datang lagi. Diusir blak-blakan oleh Bu Desi, Aini mengambil sikap macam orang tak tahu diri. Akhirnya, Ibu Desi menarik kesimpulan, bahwa mereka yang mau belajar, tak bisa diusir.

Di rumahnya, hingga jauh malam Aini mengulangi pelajaran dari ibu Desi. Berulang-ulang kali dia salah, dia terus mengulangi sambil memegangi perutnya yang sakit. Ibu dan adik-adiknya telah tidur, malam senyap, bahkan seluruh makhluk di Kota Belantik telah tidur, Aini masih terus belajar. Mengalir air matanya karena dia benci pada diri sendiri yang tak dapat memecahkan soal-soal matematikanya, karena perutanya sakit dan karena dia teringat pada penderitaan ayahnya.

(Dikutip dari novel berjudul “Orang-Orang Biasa” karya Andrea Hirata)

Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1. Aini menangis karena ia menyerah dalam pelajaran matematika.

2. Aini sudah berulang kali diusir oleh Bu Desi saat ingin belajar bersama Bu Desi.

3. Walaupun ia tidak kunjung bisa menyelesaikan soal-soal matematikanya, Aini tidak kehilangan kemauan untuk bisa menguasai pelajaran tersebut.

4. Aini sering bersedih karena ibunya yang menanggung penderitaan.

Pernyataan-pernyataan tersebut yang termasuk pernyataan benar sesuai dengan kutipan novel tersebut adalah pernyataan nomor ….

A

1 dan 2

B

2 dan 3 

C

3 dan 4 

D

1 dan 4 

Pembahasan:

Untuk mengetahui mana pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah, maka kita harus mencocokkan pernyataan tersebut dengan kutipan novel yang bersangkutan.

  • Aini menangis karena ia menyerah dalam pelajaran matematika. → Pernyataan ini salah, karena tidak disebutkan bahwa Aini menyerah dalam pelajaran matematika. Hal ini dikuatkan dengan bukti kalimat keempat paragraf pertama: Habis Aini didampratnya, namun semakin keras Ibu Desi memarahinya, semakin kuat kemauan Aini untuk bisa matematika.
  • Aini sudah berulang kali diusir oleh Bu Desi saat ingin belajar bersama Bu Desi. → Pernyataan ini benar karena di dalam kutipan tersebut diceritakan bagaimana Bu Desi berulang kali mengusir Aini. Hal ini dapat dicermati dari kalimat kelima paragraf pertama: Semakin Ibu Desi mengusirnya, semakin dia datang lagi.
  • Walaupun ia tidak kunjung bisa menyelesaikan soal-soal matematikanya, Aini tidak kehilangan kemauan untuk bisa menguasai pelajaran tersebut. → Pernyataan ini benar karena diceritakan bagaimana perjuangan Aini untuk menguasai matematika. Salah satu bukti kalimat perjuangan Aini untuk menguasai pelajaran tersebut terdapat di kalimat pertama dan kedua paragraf kedua: Di rumahnya, hingga jauh malam Aini mengulangi pelajaran dari ibu Desi. Berulang-ulang kali dia salah, dia terus mengulangi sambil memegangi perutnya yang sakit.
  • Aini sering bersedih karena ibunya yang menanggung penderitaan. → Pernyataan ini salah karena di dalam kutipan tersebut diceritakan bahwa yang menanggung penderitaan adalah ayah Aini, bukan ibu Aini. Hal ini dibuktikan dari kalimat terakhir paragraf kedua: Mengalir air matanya karena dia benci pada diri sendiri yang tak dapat memecahkan soal-soal matematikanya, karena perutnya sakit dan karena dia teringat pada penderitaan ayahnya.

Dari analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang merupakan pernyataan benar sesuai dengan kutipan novel di soal adalah pernyataan nomor 2 dan 3.