Perubahan Nama DKI Jakarta
DKI Jakarta adalah ibu kota Indonesia. Hari Jadi DKI Jakarta dirayakan setiap tanggal 22 Juni. Perayaan tersebut telah dilakukan sejak tahun 1527. Tanggal 22 Juni merupakan tanggal keberhasilan pasukan Fatahillah dalam mengalahkan Portugis yang saat itu menguasai Jakarta. Pada saat itu, namanya bukan Jakarta, melainkan Sunda Kelapa.
Setelah menang melawan Portugis, Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Jayakarta berhasil ditaklukkan Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen pada 30 Mei 1619. Nama Jayakarta kemudian diubah menjadi Stad Batavia. Stad Batavia berarti Kota Batavia.
Pada 1 April 1905, pemerintah Belanda mengubah nama Stad Batavia menjadi Gemeente Batavia atau Kota Madya Batavia. Pada 8 Januari 1935, pemerintah Belanda mengubah lagi namanya menjadi Stad Gemeente Batavia. Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 8 Agustus 1942, nama Stad Gemeente Batavia berubah menjadi Jakarta Toko Betsu Shi. Kemudian, saat Indonesia merdeka, namanya diubah menjadi Jakarta.
(Sumber: bobo.grid.id dengan penyesuaian)
Setiap berhasil direbut oleh penguasa yang baru, nama Jakarta ikut diubah. Alasannya adalah ....
Ayo berlangganan premium untuk membaca lengkap soal ini dan banyak soal lainnya!
LihatIngin latihan soal-soal dengan topik yang sama?
Ingin cari soal-soal dengan topik yang sama?
Ayo daftar untuk mendapatkan 44.164 soal latihan!
Soal Populer Hari Ini
Bagian cerita inspiratif yang berisi amanat dan pesan-pesan positif yang bisa kita petik dari teks adalah ....
Jika , , dan , berapakah ?
Pada penerimaan siswa baru di salah satu SMP, peminatnya orang. Pendaftar yang memenuhi syarat hanya , kemudian dari calon siswa yang memenuhi syarat, yang diterima sebanyak bagian. Berapa banyaknya siswa yang diterima?
Cermati penggalan pidato persuasif berikut!
Demikian gagasan dan pesan yang dapat saya sampaikan. Saya berharap pidato saya siang ini mampu membawa perubahan positif bagi Anda sekalian. Saya meminta maaf apabila informasi yang saya paparkan kurang luas maupun ada beberapa bahasan yang terlewat, karena saya diminta untuk melakukan pidato ini secara mendadak sehingga kurangnya persiapan. Sekali lagi saya meminta maaf dan terima kasih atas perhatian hadirin sekalian.
Penggalan pidato tersebut termasuk dalam struktur pidato persuasif bagian ....
Baca teks berikut ini dengan cermat.
Bukan Uang, Sekolah Ini Minta Siswanya Bayar Pakai Sampah Plastik
Selama ini, plastik selalu dipandang sebagai masalah dan limbah yang mengotori lingkungan. Sebenarnya sampah juga mempunyai nilai guna apabila dilakukan daur ulang. Bahkan bagi sebagian orang sampah adalah barang yang berharga dan menjadi tumpuan hidup. Sebagaimana sebuah sekolah di India yang menggunakan sampah plastik sebagai pengganti uang sekolah yang harus dibayar oleh siswa.
Akshar Foundation adalah sekolah yang menerapkan program penerimaan limbah plastik untuk didaur ulang. Sekolah yang berada di Desa Pamohi, Guwahati, India tersebut didirikan oleh Parmita Sharma dan Mazin Mukthar. Program daur ulang limbah yang sekolah mereka terapkan juga mengajak siswa terlibat dalam pengumpulan dan pemisahan sampah.
Ketika awal membuka Akshar Foundation, Parmita dan Mizan mengalami kesulitan. Sebagian besar orangtua tidak mau memasukkan anak-anak mereka ke sekolah. Penyebabnya adalah karena mereka tidak punya biaya untuk membayar uang sekolah anaknya. Para orang tua memilih mengajak anaknya untuk bekerja di pertambangan. Namun Parmita dan Mizan tak patah semangat. Mereka mempunyai satu misi ingin memberikan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Parmita dan Mizan pun akhirnya memulai program sekolah gratis untuk semua anak. Lebih tepatnya bukan gratis, melainkan mengganti uang sekolah dengan sampah plastik. Akshar Foundation mewajibkan para siswanya untuk mengumpulkan dan membawa sampah plastik ke sekolah. Program tersebut berawal ketika mereka menyadari ada masalah sosial dan ekologi di lingkungan sekolah mereka.
Gerakan yang dilakukan Parmita dan Mazin mendapat apresiasi dari banyak pihak. Wakil Presiden Akshar, Priyongsu Borthakur, mengatakan bahwa ide mereka sangat mengesankan dan sangat berjasa. Dukungan dalam bentuk lain adalah menjadi banyak anak yang mendaftar di Akshar Foundation. Sekolah yang bermula dengan 20 siswa tersebut kini sudah memiliki hampir 100 siswa yang berusia antara 4 - 15 tahun.
(Sumber: Liputan6.com, dengan penyesuaian)
Tokoh utama dalam cerita di atas adalah ....